Juventus langsung mengambil keputusan tegas pasca disingkirkan Lyon dari ajang Liga Champions. Maurizio Sarri dipecat 12 hari setelah mempersembahkan gelar scudetto ke-36 untuk Si Nyonya Tua.
"Klub ingin mengucapkan terima kash kepada pelatih, karena sudah menulis halaman baru di buku sejarah Juventus dengan gelar kesembilan beruntun," tulis pernyataan Juventus, Sabtu (8/8/20).
Tak ada yang salah dengan keputusan manajemen Juventus. Begitulah sepakbola industri saat ini. Bagi Sarri pun hal tersebut sudah lumrah, ia juga pernah merasakan hal serupa saat melatih Chelsea. Meraih gelar Liga Europa lantas tersingkir oleh Frank Lampard.
Kini publik menanti siapa pengganti Sarri? Sejumlah pelatih beken muncul ke permukaan. Mulai dari Mauricio Pochettino, Antonio Conte, Zindine Zidane, hingga pelatih yang kini tengah naik daun, Gian Pierro Gasperini. Nama pertama yang disebut kabar terakhir malah sudah dihubungi oleh manajemen Juve.
Status tanpa klub membuat Pochettino paling diunggulkan dibanding nama-nama lain. Pria Argentina ini adalah salah satu pelatih termuda terbaik saat ini. Nasib sial yang membuatnya digantikan Jose Mourinho di Tottenham Hotspur.
Namun pertanyaannya kemudian, apakah taktik Pochettino kelak bakal berjalan lancar di Juve jika ia terpilih jadi pelatih?
Saat melatih The Lilywhites, Pochettino dikenal sebagai pelatih yang menerapkan metode taktik pressing ketat. Persis seperti yang diterapkan oleh gurunya, Si Gila, Marcelo Bielsa. Metode pressing ala Pochettino berbeda dengan konsep gegenpresing milik Juergen Klopp.
Taktik Pochettino lebih mengarah ke counterpressing. Metode ini sangat ampuh saat Spurs melawan Ajax di babak semifinal Liga Champions musim lalu. Pemain Spurs sukses mengganggu alur permainan lawan sambil juga menciptakan kesempatan melalui serangan balik yang dimenangkan dari area yang tinggi di lapangan.
Hat-trick Lucas Moura ke gawang Ajax jadi contoh nyata bagaimana skema Pochettino sangat ampuh mengatasi lawan yang menguasai jalannya pertandingan. Sayang saat bertemu gegenpresing Klopp di final, skema tersebut berantakan.
Secara umum, Pochettino gemar memakai 4-2-3-1 atau 4-3-3, yang sudah ia pakai sebanyak 30 kali (dari total 32 pertandingan) pada Liga Inggris musim 2017-18, formasi tak jauh berbeda kembali ia terapkan di musim berikutnya. Taktik ini bisa cocok untuk Juventus dengan tentu saja mengandalkan Cristiano Ronaldo layaknya Soo Heung-min dan Lucas Moura saat di Spurs.
Namun jika merujuk kembali kepada pernyataan Presiden Juventus, Andrea Agnelli bahwa klub berencana melakukan peremajaan maka sosok yang terbilang tepat tentu saja Gian Pierro Gasperini.