Bahkan sebagian plastik ada yang mengandung diethylhexyl phthalate (DEHP) yang apabila dikonsumsi manusia secara berlebih dapat mengakibatkan gangguan pada sistem reproduksi.
4) Berbahaya untuk hewan bawah laut
Tentunya sudah sering beredar foto yang memilukan tentang hewan-hewan di laut yang hidup berdampingan dengan sampah plastik seperti penyu yang seharusnya memakan ubur-ubur justru memakan sampah plastik yang berada di laut.
Saat ini diperkirakan bahwa 3 dari 7 spesies penyu sudah terancam punah. Menurut wwf.panda.org terdapat setidaknya 267 spesies di seluruh dunia yang turut terkena bahaya sampah plastik yang meliputi 43% mamalia laut dan 84% penyu.
5) Mengurangi populasi fitoplankton
Tumbuhan yang hidup di dalam air membantu produksi oksigen di laut. Sampah plastik yang terdapat di laut dapat mengurangi populasi dari fitoplankton yang mana fitoplankton merupakan salah satu tumbuhan yang menghasilkan oksigen serta senyawa organik yang membuat fitoplankton disebut sebagai produsen primer melalui proses fotosintesis.
Oksigen yang berasal dari laut dapat menurunkan emisi karbon dioksida, dapat dibayangkan bila populasi fitoplankton di lautan populasinya berkurang maka produksi oksigen dari lautan tentu akan berkurang sehingga dapat membahayakan planet bumi.
6) Merusak keseimbangan nutrien
Terdapatnya mikroplastik di lautan yang berukuran kurang dari 5 mm dapat membuat nutrien menjadi tidak seimbang.
Beberapa jurnal mengemukakan bahwa mikroplastik merupakan ancaman yang besar untuk penyaring sekaligus pengumpan seperti ikan paus dan Manta Ray. Jenis-jenis ikan tersebut memiliki peranan yang sangat penting di lautan.
Untuk setiap harinya, jenis-jenis ikan tersebut menyerap air dengan jumlah yang sangat besar yang kemudian disaring dan nutriennya disebarkan pada spesies-spesies hewan bawah laut.