Mohon tunggu...
Kolose Hitam Putih
Kolose Hitam Putih Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

katanya cerita adalah salah satu media dalam penyampaian perasaan dan pesan-pesan berharga yang tersirat maupun tidak. sebuah cerita juga dapat menjadi hal yang baik untuk penggambaran ekspresi dan juga imajinasi yang luas serta membuka lapisan-lapisan baru pada dunia kita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pertemuan Kedua

27 Juni 2024   10:41 Diperbarui: 27 Juni 2024   10:56 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: kolose hitam putih

Rafa memiliki beberapa teman di kapal ini, salah satunya adalah Andi yang juga sedang berada di bagian dalam kapal ini. mereka saling berbincang-bincang dan membicarakan mengenai nasib dan bagaimana keadaan pekerjaan mereka.

Rafa akhirnya meladeni diriku lagi, ia mengajak diriku untuk berbagi headsetnya dan mendengarkan lagu-lagunya, sama seperti masa lalu.

Pada malam itu kami benar-benar menghabiskan waktu berdua di bagian dalam kapal, kami merasa seperti kembali diajak pada waktu kami masih SMA.

Namun yang namanya waktu memang tidak bisa diulang kembali. Perasaannya benar-benar berbeda, semuanya berbeda, namun kenangan itulah yang membuat kami bersuka pada malam ini. rasa-rasa romantis seperti kembali dari dalam.

Meskipun begitu, kami sudahlah menjadi dua orang dewasa, kami bukanlah lagi anak-anak seperti di masa-masa itu. kami telah mengetahui batasan kami, pada jam satu malam akhirnya kami memutuskan untuk berpisah, aku kembali ke kamarku dan ia kembali ke kamarnya.

Pada waktu bulan masih ada di atas kami, aku diam terbaring di ranjang, menatap kearah atap memikirkan hal-hal yang sebelumnya telah berlalu dan kembali teringat saat ini.


Pagi menjemput, kami diberikan nasi kotak besertakan minuman air mineral dari pihak kapal pesiar. Rafa kembali menghampiri diriku untuk menawarkan makan bersama di salah satu bagian kapal ini. kami berdua saling berbincang mengenai rencana kedepan dan apa yang kami inginkan pada masa-masa kami sekarang.

Yang namanya cita-cita memang akan selalu menyesuaikan umur. Dahulu aku ingin sekali bisa menjadi seorang pengacara hebat dan tampil di kejaksaan agung negeri, namun saat ini, rasanya hanya dengan memiliki sebuah usaha mandiri dan dapat mempekerjakan beberapa karyawan merupakan suatu yang sangat cukup untuk diriku.

Ia memaklumi hal itu, itu merupakan hal yang sangat biasa. Ketika seorang tumbuh menjadi dewasa, ada banyak yang ia lalui dan ada banyak permasalah yang ia hadapi. Dan hal-hal seperti itulah yang akhirnya membawanya pada suatu keterbukaan batin dan pikiran dalam melihat realita kehidupan yang sejatinya.

Orang-orang pada akhirnya memutuskan untuk realistis, tidak terlalu banyak bermimpi yang besar dan lebih mementingkan hal-hal yang masuk akal untuk dicapai sembari mencoba mengusahakan semua yang dibisa.

Memang rasanya seperti ada penurunan kualitas mimpi, tapi sebenarnya itu merupakan cara agar dapat mencapai mimpi itu lebih nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun