Mohon tunggu...
Kolose Hitam Putih
Kolose Hitam Putih Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

katanya cerita adalah salah satu media dalam penyampaian perasaan dan pesan-pesan berharga yang tersirat maupun tidak. sebuah cerita juga dapat menjadi hal yang baik untuk penggambaran ekspresi dan juga imajinasi yang luas serta membuka lapisan-lapisan baru pada dunia kita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Dinding Ini

19 Juni 2024   19:00 Diperbarui: 19 Juni 2024   19:04 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
image by: kolose hitam putih

Aku mengadahkan wajahku ke atas langit-langit kamar, sebuah platform putih yang kasar terpasang tepat diatasku, sebuah lampu yang saat ini ku matikan, dan beberapa hiasan-hiasan dinding di sebelahku.

Semuanya terasa lengkap, dengan tempat tidur dan meja belajar. Namun, aku tidak menemukan arti dari semua ini. Semakin sering aku melihatnya maka semakin berkuranglah rasa keasadaranku akan hal-hal itu.

Mungkin awalnya aku bisa merasakan bersyukur, dengan jiwa dan raga yang masih sehat. Tapi, semakin lama ditempat ini aku menyadari bahwa aku benar-benar terkurung dan tidak bisa kemana-mana. Diriku bagaikan sebuah burung yang berada disangkarnya, tidak bisa terbang jauh menjelajahi langit, tidak bisa merasakan dan menemui hal lain di sana. Hanya terkurung diam dan tidak bebas.

Teriakan merdu serta elok corak tubuhnya hanyalah sebagai hiasan, untuk keindahan dan kenyamanan orang yang melihatnya sekilas. Sisanya ia tidak bisa kemana-mana.

Sekolah sedang libur beberapa bulan ini. Semenjak virus itu menyebar dan menginfeksi banyak orang, pemerintah melakukan lockdown yang membuat orang-orang tidak bisa lagi berjalan keluar menjelajahi dunia.

Orang yang keluar atau menerima tamu biasanya langsung terinfeksi dengan virus tersebut. tak jarang orang-orang menjadi ragu dan takut dengan pemeriksaan kesehatan, orang bisa saja dibawa secara paksa ke rumah sakit dan menelan beberapa pil obat sebelum virus merenggut seluruh tubuhnya.

Jeritan demi jeritan terdengar, suara sirine ambulans menjadi satu-satunya suara yang paling sering ku dengar.

Aku duduk bersandar dengan sandaran kursiku, kakiku terangkat ke atas meja dan melihat jendela. Dunia luar yang gelap dan suram, mencekam bagaikan sebuah tempat dimana tidak ada harapan hidup disana.

Aku hanya tersenyum, melihat bagaimana kehidupan perlahan-lahan membuat diriku menjadi gila. Di dalam pikiranku hanya terdengar suara-suara yang mengatakan terobos, terobos, terobos

Tak mengerti maksudnya, tapi aku sering mendengar teman-temanku akhirnya mengabaikan lockdown itu, mereka memilih untuk keluar dan menghadapi segala ancaman yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun