Pada malam itu, aku melakukan suatu hal yang sangat jarang aku lakukan, aku menggeledah lemari baju ku yang ada di kamar. Mengecek laci demi laci dan tiba-tiba aku menemukan sebuah buku dengan desain cover depan yang cukup aneh bagiku.
Aku mengambilnya dan mencoba membacanya, bertuliskan cerita sang pengembara.
Melihat halaman demi halaman aku mendapati diriku berada di bab 1, sederhanakan sebuah lipatan pada ujung kertas menunjukan bab 3, menunjukan bahwa pembaca sebelumnya tidak membacanya sampai habis.
Ceritanya… cukup singkat.
Pada suatu hari, seorang pria muda sedang mengemasi pakaiannya, ia mendapatkan sebuah panggilan untuk pergi ke suatu kota. Kota yang tidak pernah ia dengar apalagi ia kunjungi, namun sebuah perasaan dari hati mengatakan untuk pergi ke tempat itu.
Pria muda itu berjalan melewati hutan, pepohonan-pepohonan tinggi menjulang ke langit, sungai yang mengalir, hingga akhirnya berhenti di sebuah desa.
Desa yang menjadi tempatnya untuk beristirahat pada hari itu. ia menemui beberapa orang di sebuah warung, memesan wedang jahe karena cuaca saat itu sedang sangat dingin. Mengambil beberapa sate dan mengobrol dengan orang-orang disekitarnya.
Malam itu menjadi hangat, hangat yang dibawa oleh pria muda yang penuh dengan semangat dan juga harapan. Orang-orang senang dengan kehadirannya, orang-orang penasaran dengan siapa dirinya.
Hingga pagi muncul, matahari mulai beranjak dari tidurnya, pria muda itu bertemu dengan seorang gadis kecil. gadis kecil itu hanya menatap dirinya.
Seorang ibu-ibu menghampirinya dan bertanya kepada pria muda itu. “mau kemana mas? Udah bawa tas gede segala”
Pria muda itu memberitahukan tujuan sebenarnya. Tapi ibu-ibu itu justru kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh pria muda itu.