“kenapa apanya Ra? Emangnya aku ada salah apa?”
“duh.. gini loh, kamu itu kenapa gak lawan aja ketiga bocah nakal itu? kenapa diam aja?”
Senyum dari anak itu menghilang, aku seperti membuatnya kembali ke bagian suram dirinya. Aku benar-benar tak tahu harus melakukan apa, semuanya terasa salah.
“udah, gapapa, mereka itu sama seperti aku, sama-sama anak korban keluarga”
Aku tertegun mendengarnya, korban keluarga? Apa yang ia maksud?
“aku sebenarnya bisa aja ngelawan mereka bertiga, aku juga punya sabuk Hijau. Jangan bilang ini ke siapa-siapa ya, aku bilang ini ke kamu juga karena aku percaya sama kamu”
Ia kemudian meninggalkan kelas, kepergiannya menciptakan kesunyian di kelas ini. Aku masih tak mengerti apa yang ia katakan. namun sepertinya, hubungan dengan keluarganya memang tidak baik-baik saja, mungkin itulah yang membuatnya menjadi tidak percaya diri seperti itu.
dia.. sepertinya butuh seorang teman yang dapat mengerti dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H