Menjelang bergulirnya Indonesian Championship Jenderal Sudirman Cup, ada satu tantangan telah menanti sesuai dengan pernyataan LNM Ketua PSSI bahwa PSSI tidak akan memberikan Rekomendasi pada anggotanya untuk berpartisipasi jika operator ICJSC bukan PT.LI. disini saya menganggap bahwa LNM melakukan blunder, karna LNM mencoba mengambil hati pemegang saham PT. Liga yang nota bene adalah peserta ICJSC sekaligus mau membuktikan kepada menpora dan pendukungnya bahwa PSSI masih berkuasa. namun LNM lupa bahwa keputusan RUPS Luar Biasa PT. LI tidak mencantumkan dengan jelas bahwa bahwa dalam mengisi kekosongan kompetisi maka semua turnamen yang diselenggarakan oleh pihak lain harus mengangkat PT.LI.
Hasil RUPS Luar Biasa PT. LI seperti yang termuat di www.ligaindonesia.co.id terutama point 2 mengevaluasi dan melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mendapatkan kontrak-kontrak komersial bisnis PT Liga, dalam masa vakumnya kompetisi. ini adalah lanjutan dari point pertama PT. Liga Indonesia sangat penting menyampaikan kepada seluruh pemegang saham (PSSI dan seluruh klub ISL) bahwa karena tidak ada event, maka liga secara finansial mengalami kerugian yang terus terakumulasi, kerugian mencapai 7,5 milyar” kata Joko.
“Oleh karena itu, hal ini penting bagi pemegang saham tentang kelanjutannya, karena direksi tidak ingin melanjutkan aktivitas liga tanpa persetujuan pemegang saham,” tuturnya. dari pont point diatas saya mau menyimpulkan bahwa apakah tujuan LNM ketua PSSI mengintervensi kegiatan ICJSC dengan membawa nama PT. LI, antara lain agar PSSI sebagai salah satu pemegang saham PT.LI juga bisa mendapat keuntungan guna menutupi sebagian kerugian yang ditimbulkan dari Pembekuan pssi.
yang berikut adalah LNM ingin tetap membuat bagaimana agar 18 club pemegang saham PT.LI ini merasa nyaman.
KESIMPULAN YANG KETIGA LNM ingin menunjukan pada Menpora dan Pendukung bahwa Pengurus Pusat PSSI (bukan PSSI doang) masih Eksis dan memiliki pengaruh yang kuat dalam hal persepak bolaan tanah air walau sudah dibekukan ( Ingat Dibekukan bukan dibubarkan). namun kali ini blunder dilakukan oleh LNM ialah dengan membawa serta nama PT. LI karna hal ini tentu bertolak belakang dengan pernyataan dengan CEO PT.LI Joko Driyono. Berikut petikan penutup Jokdri yang di muat di laman resmi Pt.LI “Esensi dari ini semua adalah PT Liga Indonesia sebagai sebuah perusahaan yang independen, harus dapat membedakan antara aktivitas bisnisnya dengan polemik atau konflik yang sedang dilihat oleh publik sekarang,” katanya. Nah sebagai Perusahaan Independen seharusnya LNM sebagai salah satu pemegang saham jangan dengan seenaknya membawa PT. LI masuk dalam Konflik antara menpora dan Pengurus PSSI.
yang ke -4 LNM merasa telah tertipu oleh pihak mahaka dengan pelarangan pemakaian atribut pssi pada saat PP. nah lnm tak ingin kejadian itu terulang lagi. walau sudah ada permintaan maaf dari pihak mahaka.
lalu apa yang harus dilakukan LNM?. yang pertama seharusnya sebelum mengeluarkan statment LNM memanggil Pengurus PSSI dan Para Pengurus Klub yang terlibat dalam ICJSC agar duduk bersama untuk membahas turnamen ini, kemudian menyampaikan hasilnya pada para Pihak yang terlibat langsung pada ICSJC (panglima TNI, SC, dan Operator Turnamen.) LNM harus ingat bahwa para peserta yang mendaftar, Entah sudah mendaftar atau belum sampai sekarang saya belum tahu dengan Pasti, namun apabila sudah mendaftar maka LNM harus ingat mereka di ICJSC adalah para voter dalam kongres bahkan beberapa diantaranya mempunyai pengaruh yang besar dalam Konggres.
namun sebenarnya sumber konflik ini adalah berpulang kepada MENPORA dan PSSI, seharusnya kedua belah menghilangkan ego masing-masing dan duduk bersama dan membahas tentang tata kelola sepak bola demi kemajuan sepakbola bila perlu pembahasan nya dibuat streaming dan di upload ke youtube agar masyarakat bisa tau mana yang berkeinginan memajukan sepak bola dan mana yang hanya ingin memanfaatkan sepakbola sebagai kendaraan politik. karna sampai saat ini saya masih berpendapat bahwa menpora telah sangat serakah ingin merebut lahan sedangkan LNM ingin mempertahankan lahan.
akhirnya marilah kita melihat konflik Menpora dengan PSSI ini dari pihak yang netral. Benar katakan benar, salah katakan salah
jangan hanya benarnya saja yang di beritakan sedangkan kebusukannya disembunyikan. namun saya tau ada beberapa orang yang sangat sulit untuk melakukannya karna sudah kepalang tanggung seperti menpora yang sudah kepalang tanggung membekukan sekali basah ya udah basah sekalian. dan PSSI yang sudah terlanjur terpilih.
ini hanya opiniku saja berdasar apa yang saya pikirkan.
salam hari sumpah pemuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H