Kecepatan dan Efisiensi: Manfaat 5G dalam Jaringan IoT Masa Depan
Perkembangan teknologi komunikasi nirkabel 5G telah membuka peluang besar bagi berbagai sektor, salah satunya adalah Internet of Things (IoT). Dengan kemampuan untuk meningkatkan kecepatan transmisi data, mengurangi latensi, dan meningkatkan efisiensi spektrum, 5G menjadi fondasi penting dalam transformasi digital yang sedang berlangsung. Dalam artikel berjudul "Multi-Dimensional Data Communication Protocols for the Physical Level of the Internet of Things Based on 5G Communication", penulis Yingling Mao (2020) membahas pentingnya pengembangan protokol komunikasi data multi-dimensi untuk mengoptimalkan komunikasi di level fisik IoT. Penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi 5G dengan komputasi awan, komunikasi hijau, dan desain latensi rendah dapat memberikan peningkatan efisiensi sistem yang signifikan.
Pada tahun 2020, teknologi 5G mulai diterapkan secara global, dengan beberapa negara seperti Korea Selatan dan China memimpin adopsi awal. Menurut laporan GSMA, pada tahun 2025 diperkirakan akan ada 1,8 miliar koneksi 5G di seluruh dunia. Di sisi lain, IoT diproyeksikan mencapai 75,44 miliar perangkat yang terhubung pada tahun 2025 (Statista, 2020). Potensi kombinasi keduanya sangat besar, terutama dalam meningkatkan interaksi antara perangkat yang terhubung dan mengelola aliran data secara efisien. Dengan komunikasi yang lebih cepat dan handal, IoT yang berbasis 5G dapat menghadirkan pengalaman baru dalam banyak aplikasi industri, mulai dari smart cities, kesehatan, hingga manufaktur. Â
***
Teknologi 5G menawarkan sejumlah keunggulan yang menjadikannya elemen penting dalam pengembangan IoT di masa depan. Salah satu keunggulan terbesar dari 5G adalah kemampuannya untuk mengurangi latensi hingga 1 milidetik (ms), jauh lebih rendah dibandingkan dengan jaringan 4G yang memiliki latensi antara 45-95 ms. Ini berarti bahwa sistem yang menggunakan 5G dapat merespon dengan cepat terhadap perintah, menjadikannya ideal untuk aplikasi yang membutuhkan real-time response, seperti kendaraan otonom, telemedisin, dan pabrik pintar. Kecepatan transmisi yang lebih tinggi, hingga 10 Gbps, memungkinkan pengiriman data dalam jumlah besar dari jutaan perangkat IoT secara simultan tanpa penurunan kinerja. Data ini relevan dengan prediksi dari Ericsson pada tahun 2019 yang menunjukkan bahwa pada tahun 2025, 45% lalu lintas data global akan ditangani oleh jaringan 5G.
Artikel yang ditulis oleh Yingling Mao (2020) menjelaskan bagaimana penggunaan komputasi awan dalam arsitektur IoT berbasis 5G memberikan keuntungan besar dalam hal pemrosesan dan penyimpanan data. Dengan mengintegrasikan teknologi ini, 5G dapat membantu meningkatkan kekuatan komputasi terminal, sehingga perangkat IoT tidak lagi harus menanggung beban pemrosesan data yang berat. Hal ini memungkinkan peningkatan efisiensi, terutama dalam aplikasi yang membutuhkan analisis data cepat, seperti pengawasan kota pintar dan layanan kesehatan jarak jauh.
Selain itu, aspek "komunikasi hijau" yang dibahas dalam penelitian Mao juga menjadi poin penting. Energi menjadi isu krusial di era IoT, di mana miliaran perangkat terhubung akan terus beroperasi. Teknologi 5G, dengan desain yang lebih hemat energi, memiliki kemampuan untuk mengurangi konsumsi daya hingga 90% per unit data yang dikirimkan (Qualcomm, 2019). Ini berarti bahwa penerapan 5G tidak hanya menguntungkan dari sisi kecepatan dan kapasitas, tetapi juga dari sisi keberlanjutan lingkungan. Dalam sebuah laporan oleh Global e-Sustainability Initiative (GeSI) pada tahun 2020, diungkapkan bahwa 5G dapat berkontribusi pada pengurangan emisi global sebesar 15% pada tahun 2030.
Keunggulan 5G dalam IoT juga terletak pada kemampuannya dalam menangani data multi-dimensi yang kompleks. IoT modern diharapkan mampu mengelola data heterogen dalam jumlah besar yang dihasilkan oleh berbagai perangkat dan sensor. Mao dalam artikelnya menekankan bahwa protokol komunikasi multi-dimensi yang dikembangkan mampu mengurangi redundansi data dan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya jaringan. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa data yang dikirimkan tetap relevan dan dapat digunakan secara efisien oleh perangkat lain atau pusat data. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan analisis korelasi multi-dimensi dapat membantu mengidentifikasi hubungan antara berbagai dimensi data, sehingga memungkinkan pemrosesan yang lebih cerdas dan terarah.
***
Teknologi 5G membawa potensi besar dalam mengubah cara kita mengelola dan mengoperasikan perangkat IoT, terutama dengan keunggulan dalam kecepatan, latensi rendah, dan efisiensi energi. Artikel karya Yingling Mao (2020) secara komprehensif menunjukkan bagaimana pengembangan protokol komunikasi data multi-dimensi untuk IoT dapat memanfaatkan kemampuan 5G untuk meningkatkan kinerja sistem yang lebih kompleks. Dari integrasi komputasi awan hingga komunikasi hijau, penelitian ini memberikan pandangan bahwa 5G bukan hanya tentang kecepatan, tetapi juga tentang efisiensi dan keberlanjutan dalam era IoT yang semakin terhubung.
Untuk ke depan, tantangan implementasi nyata akan melibatkan pengujian skala besar untuk memastikan keandalan, terutama dalam aplikasi kritis seperti kesehatan, transportasi, dan industri. Namun, dengan terus berkembangnya infrastruktur 5G, protokol seperti yang dibahas dalam artikel ini akan menjadi kunci dalam menghadirkan solusi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Di dunia yang semakin terhubung, peran 5G dan protokol komunikasi inovatif seperti ini akan semakin esensial dalam memastikan masa depan IoT yang lebih baik dan berkelanjutan.
Referensi
Mao, Y. (2020). Multi-dimensional data communication protocols for the physical level of the Internet of Things based on 5G communication. Proceedings of the Fifth International Conference on Inventive Computation Technologies (ICICT-2020). IEEE.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H