Penelitian yang dilakukan oleh Denny Prasetya et al. (2024), memberikan kontribusi penting dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi QRIS selama pandemi COVID-19. Temuan bahwa risiko persepsi memainkan peran utama dalam memotivasi penggunaan teknologi ini menyoroti pentingnya konteks krisis kesehatan dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Pemerintah dan penyedia layanan harus mempertimbangkan aspek ini dalam mengembangkan strategi promosi yang menekankan keamanan dan kenyamanan penggunaan QRIS, terutama di tengah situasi darurat.
Meskipun penelitian ini memberikan wawasan berharga, terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, seperti keterbatasan data yang hanya mencakup wilayah Jabodetabek dan tidak dapat digeneralisasikan ke situasi normal atau konteks lainnya. Penelitian di masa depan dapat mengeksplorasi penggunaan QRIS dalam kondisi yang berbeda untuk melihat apakah hasil serupa dapat ditemukan. Selain itu, penambahan variabel lain yang relevan dapat memperkaya model dan menghasilkan temuan baru yang bermanfaat.
Secara keseluruhan, studi ini menunjukkan bahwa teknologi QRIS telah berhasil diadopsi oleh masyarakat Jabodetabek, dengan kekhawatiran akan risiko kesehatan menjadi pendorong utama. Ini menjadi pelajaran penting bagi pengembangan dan implementasi teknologi di masa depan, di mana perhatian terhadap persepsi risiko dan komunikasi yang efektif dapat meningkatkan penerimaan teknologi baru di kalangan masyarakat.
Referensi
Prasetya, D., Rahardjo, A. R. G., Aritonang, E. R. U., Manggalaningwang, J., Maharani, N. A., Ivander, Y., & Mukhamadiyev, A. (2024). Technology Acceptance Analysis Using UTAUT: A Study of QRIS Acceptance during the Pandemic. INTENSIF: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi, 8(2), 181-199. https://doi.org/10.29407/intensif.v8i2.21982
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H