Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengikuti Arus atau Mengikuti Hati

8 Oktober 2016   10:51 Diperbarui: 8 Oktober 2016   10:58 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan hidup penuh dinamika. Selalu ada aneka kesempatan bagi siapa saja yang sadar. “Kenapa sadar?” Tanya Piyikdemong Merpati. Hadirin menyimak arah diskusi.

“Tentu hanya sadar dan kesadaran yang membedakan kualitas dan abal-abal! Konkretnya, bisa saja ada yang berminat dan suka dengan ikut arus. Bisa bagus, jika itu arus yang sesuai minat. Belum tentu manfaat lho! Sadarilah ini. Satu lagi yang mengikuti hati! Ini juga punya risiko. Ketika hati jujur, akan menghasilkan kualitas – meski jalan kadang sulit! Sadar dan kesadaran penting di sini.” Cukup singkat penjelasan Bajingko Tupai.

“Apakah mengikuti hati, selalu begitu berisiko? Bukankah yang mengikuti arus juga berisiko?” Bagi Soangime Angsa ini perkara yang menarik didiskusikan. Karena itu ingin tahu lebih lanjut.

“Semua kembali pada tiap individu. Ikut arus akan baik, selama kuat di tujuan. Jika tujuan lemah kendali bukan di diri tapi yang lain. Jadi bisa lemah! Sedangkan mengikuti hati, fokus pada diri yang utama. Yang mengatur adalah diri sendiri. Bahwa nanti butuh sesama – sudah barang tentu! Dua-duanya butuh kejujuran dan kebenaran! Pura-pura dan hanya cari muka, lama-kelamaan akan ketauan!” Penjelasan Girafenoni Jerapah secara singkat ini membuat Komunitas Kita tercenung. Kembali pada diri adalah kunci!

Saatnya mendengarkan suara hati… -Jujur pada pilihan itu kunci.- Pastikan esensi duluan daripada kulit.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun