Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tumpas Batil Tumbuh Akhlak

2 November 2015   22:36 Diperbarui: 2 November 2015   23:38 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rupanya godaan jauh lebih gampang meresap daripada kebaikan. Ini disadari seiring perkembangan ilmu dan teknologi. Ironis memang. Kepandaian otak dijauhkan dari kecerdasan akhlak. Alhasil akal-akalan yang merajalela. Fakta ini konsisten diamati dan dipelajari Pinpin Panda bersama Beruangkok suami andalan. Pasangan ini perihatin, mengapa kian hari kejahatan marak dan kebencian merebak? Padahal ilmu menjadikan kemajuan dalam pengetahuan. Akan tetapi kemauan dan niat baik untuk melakukan tindakan berkualitas demi kemaslahatan banyak individu semacam ritual belaka? Di luar institusi pendidikan, musnah! Kondisi membingungkan Juniors ini dihadapi dengan tenang pasangan Pinpin dan Beruangkok. Kok bisa? Karena mereka mau berjerihlelah dalam menanam pondasi di diri. Seperti apa itu? Sederhananya dalam istilah yang ada di judul tulisan ini. Bagaimana konkretnya?

Menumpas kebatilan adalah pekerjaan yang diniati dari dalam hati. Sadar akan risiko yang ditimbulkan, cara yang dipilih adalah ‘vince in bono malum’= kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan. Ini dilakukan misalnya jika ada yang sirik dan melakukan perbuatan merugikan kita. Daripada membalas dengan sirik dan balas merugikan: dipilih tenang dan amati. Jika memang perlu direspon lakukan hal yang positif. Awalnya sangat berat! Terasa dikerjain dan dibudakin. Sikap tenang dan terus kembali pada Yang Ilahi, jadi pedoman. Ternyata bisa! Ini dilakukan melalui perbuatan biasa di dalam keluarga. Hukuman dipilih yang membikin jera dan menyembuhkan. Daripada disakiti fisik, diberi tugas produktif yang bermanfaat buat diri dan keluarga. Kok bisa?

Ya, di sinilah akhlak yang membikin kuat. Individu berakhlak akan siap menghadapi situasi apa pun dengan tenang. Ketika tidak setuju, dapat menyampaikan dengan tenang dan ‘to the point’. Salah satu penguat yang dipergunakan adalah kesabaran. Sikap sabar dan tawakal adalah karunia Ilahi yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas individu. Hal mendasar macam ini dijalani dengan tekun di Komunitas Ini. Teman diskusi hari ini – Beruangkok dan Pinpin membuktikan bahwa akhlak yang dilatih dan dikoneksi Sang Pencipta menghasilkan cinta.
Saatnya mendengarkan suara hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun