Mohon tunggu...
Antonius Lucas Subekty
Antonius Lucas Subekty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Isteri Lusiana Maria Widya Permana Sari Anak 1 Felisitas Arum Permana Nina Prastiwi Anak 2 Agata Laras Permana Gita Prastiwi Anak 3 Antonius Satya Permana Tyas Prastiwi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siap Ditegur, Siap?

1 Oktober 2015   18:04 Diperbarui: 1 Oktober 2015   18:10 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Proses belajar yang benar akan membawa setiap siswa berani dan bertanggungjawab. Kualitas individu yang unggul bisa dibuktikan dalam keadaan apa pun. Masih banyak yang berpikir bahwa tugas guru berakhir ketika siswa mendapat kelulusan. Terjadi pemisahan antara di sekolah dan di luar sekolah. Urusan pendidikan ada di sekolah serta menjadi tanggungjawab sekolah dan guru. Berat beban menyebabkan kecenderungan penghindaran dari tanggungjawab holistik. Setiap individu siapa pun dia, punya tanggungjawab pada hidup dan kehidupan masing-masing. Suasana kebebasan dalam tanggungjawab selalu dinomorsatukan di Komunitas Ini. “Apa manfaaat hal yang tidak populer macam ini?” Agak sinis Juniors menyampaikan pertanyaan sekenanya.

Ternyata di balik berbagai upaya yang dilakukan di Komunitas Ini, ada satu tujuan besar: menjadikan setiap individu bertanggungjawab pada hidup dan kehidupan. Ini proses yang sangat pelik. Area pendidikan terjadi di dalam setiap individu dan butuh dukungan yang lain. Sekolah memang lembaga resmi buat mendidik setiap siswa. Keluarga adalah awal mula setiap individu memperoleh didikan. Di sinilah letak potensi yang bisa dioptimalkan agar berhasil. Tema diskusi hari ini adalah ‘Siap Ditegur, Siap?’ hendak menggarisbawahi makna dasar. Setiap individu yang sudah mantap: kapan pun siap, buat ujian, ditanya, bahkan ditegur! Alasannya keharmonisan tiap individu itu memampukan dia dapat berperan utuh. Bulat dan integer. Artinya holistik tak terbelah. Antara omongan dan tindakan sama. Tempat yang paling baik memulai ini adalah keluarga.

Yang hari ini tampil sebagai narasumber adalah keluarga Elepho Gajah. Didampingi Elephantin isteri setia, mereka dikurniai Bledhugio anak yang beranjak dewasa. Diakui untuk sampai proses harmonis itu butuh waktu dan perjuangan. Berat memang. Tantangan di mana-mana. Akan tetapi jika ditanyakan apa yang membikin mereka berhasil: kerjasama antara individu di situ. Orangtua kompak menghasilkan hubungan harmonis dengan anak. Jika belum dikurniai anak pun sudah kompak terlebih dulu. Ini salah satu optimisme dalam Komunitas Ini. Satu lagi kelebihan dan kualitas yang di sini bisa! Di situ?

Saatnya mendengarkan suara hati…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun