Mohon tunggu...
Devi Yustika Nurbayan
Devi Yustika Nurbayan Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Banyak hal yang belum mampu terdefinisi oleh diri. Menyadari akan pentingnya suatu definisi maka diri perlu banyak memahami dan mempelajari akan kehidupan yg haqiqi. Sejatinya kehidupan inilah yg memberi banyak definisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hampa

27 Juli 2022   20:52 Diperbarui: 27 Juli 2022   20:59 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku salah,
Entah terlambat menyadari, atau tak mau menyadari.

Bahwa setiap sujudku, do'aku kini tak lagi sama
Rasa yang ku bawa tak lagi sama
Hampa, dilakukan seaakan sebuah formalitas saja
Tak ada lagi sadar kebutuhan dan kewajiban pada sang Maha

Hampa, hatiku hampa
Membiarkan dosa dosa bergema
Setiap waktu yang tak berujung
Membuat sujudku tak ada lagi rasa

Hampa, aku hampa
Dibuai dusta, dibuai dosa
Ketakutan pada sang Maha mereda
Dibuai dusta, dibuai dosa

Larut semakin larut dalam hina
Terlena aku terlena dalam dosa
Berdosa, bertaubat
Berdosa lagi bertaubat lagi

Ampuni aku ya Tuhan
Maafkan aku ya Tuhan

Tekadku,
Tak akan lagi meninggalkanMu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun