Mohon tunggu...
Arya Lintang Sukma Effendi
Arya Lintang Sukma Effendi Mohon Tunggu... Atlet - Aku Mahasiswa SV IPB yeayy

Saya anaknya bapak Dirman dan Ibu Tuti

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Cita Rasa Dodol Sukamakmur yang Membawa Keberkahan

4 Maret 2020   08:45 Diperbarui: 4 Maret 2020   08:42 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Produksi dodol Ibu Nuryati di Desa Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 27/02/2020 (AL)

Sukamakmur, Bogor (27/02/2020) -- Makanan khas Kabupaten Garut ini menjadi menu favorit bagi masyarakat Indonesia. Tak mau kalah, dodol asal Sukamakmur ini memiliki cerita dari setiap rasa yang disajikan. Salah satunya dodol yang dibuat oleh Ibu Nuryati ini memiliki ciri khas sendiri yang dapat dikenali oleh masyarakat sekitar Desa Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Selama tiga tahun lamanya dalam produksi dodol ini, Ibu Nuryati banyak dibantu rekan-rekannya membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga. Bagaimana tidak, pembuatan dodol ini dibutuhkan waktu yang tidak sedikit sekitar delapan jam dan menggunakan kuali yang besar dengan bahan-bahan seperti beras ketan, gula merah, dan kelapa. Yang membuat cita rasa dodol ini berbeda dari yang lainnya adalah pada resep pembuatannya, Ibu Nuryati mengandalkan kelapa sebagai bahan baku spesial dalam pembuatan dodolnya.

"Bahan baku yang biasa ibu pakai itu selalu menggunakan kelapa. Makanya banyak orang terheran kenapa begitu beda dengan dodol buatan yang lain. Karena dari buah kelapa sendiri rahasianya." ujarnya.

Ibu Nuryati banyak sekali menerima beberapa pesanan yang bisa memakan empat ton bahan bakunya. "Biasanya pesanan dibuat untuk oleh-oleh, nikahan, acara di kantor desa yang biasa diminta langsung sama Pak Kades, dan paling banyak pesanan dodol menjelang puasa dan lebaran." katanya.

Dodol buatannya ini sudah dikemas dengan mika plastik dengan berbagai bentuk dibuatnya. Ada yang dibuat dengan ukuran seperempat kecilnya dihargai Rp 12 ribu dan adapun dengan perkilo nya dijual dengan harga Rp 40 ribu.

Dodol produksinya ini, hanya baru dijual sekitar desa Sukamakmur saja, tetapi banyak orang yang menanyakan soal dodolnya ini sekitar Jabodetabek, Karawang, dan lainnya.

Yang lebih mengherankan, dodol khas buatan Ibu Nuryati ini belum diberikan label atau brand merek miliknya sendiri. "Banyak yang bilang ke ibu kalau dodolnya dikasih merek aja biar orang-orang tau ini miliknya ibu, Tapi ibu belum kepikiran sampai situ yang penting berkah buat orang ketika beli dan menikmati dodol yang ibu jual." tuturnya.

Bahkan Kepala Desa dan warga setempat ingin membantu usaha dodol Ibu Nuryati ini lebih banyak dikenali oleh masyarakat Sukamakmur agar usahanya lebih meningkat dengan pemasaran dan iklan yang dilakukan.

"Ibu cuma bisa berharap dengan usaha ini mudah-mudahan selalu diberikan kemudahan dan keberkahan dalam setiap jalan yang ditempuh, bisa berbagi cerita dan rasa, dan yang paling penting bisa dijadikan tradisi turun menurun ke generasi selanjutnya untuk usaha dodol ini." tutur Ibu Nuryati bangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun