Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Blunder Para Pembantu Presiden Baru

4 Desember 2024   22:02 Diperbarui: 4 Desember 2024   22:22 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Catatan Blunder Para Pembantu Presiden Baru

Gus Miftah membuat Medsos ramai dengan kata-kata tidak pantasnya kepada seorang pedagang es teh walau sudah diklarifikasi namun jagat medsos masih ramai ( disarikan dari berbagai sumber)

Belum genap seratus hari pemerintahan Prabowo sudah  membuat rakyat tahu seberapa kapasitas para pembantunya.

Ramainya isu kenaikan gaji guru ASN dan Tenaga honorer (bersertifikat pendidik)  sedikit hangat walau sudah diklarifikasi oleh presiden langsung tanggal 28 November lalu.

Klarifikasi langsung sang presiden sedikit menutupi blunder kemendikbud baru ini dengan kata peningkatan kesejahteraan guru bukan kenaikan gaji an sich.

Namun yang sangat buat publik terhenyak adalah kata-kata guyonan sarkas mode pejabat urusan kerukunan umat beragama ini di muka umum.

Sungguh rakyat tahu tentang blunder yang terjadi ini bagaimana tarik ulur makan bergizi gratis yang dari lima belas ribu isinya jadi sepuluh ribu sungguh keadaan yang sudah bisa diprediksi oleh rakyat.

Juga sayembara menteri perumahan rakyat dengan delapan milyar untuk siapa yang bisa menangkap Harun Masikun adalah juga blunder yang tidak bisa diharapkan rakyat.

Kenapa Blunder dan Solusi

Polemik Gus Miftah  bisa jadi bola salju juga kebijakan makan bergizi gratis serta tingkah laku pembantu presiden disorot media semakin nyata.

Para pembantu presiden seharusnya bisa empan papan juga empat hati dan empan lambe. 

Kenapa blunder karena belum pernah sebagai pejabat negara dan demam panggung adalah faktor x yang ada dalam diri mereka.

Artinya sebagai pembantu presiden harus bisa jaga sikap dan juga ucapan dimana berada saat itu.

Bedakan sebagai pejabat yang juga politisi kelak blunder bisa diminimalisir

Salah satu kuncinya sebab sebagai pegawai pemerintah banyak disorot tingkah lakunya ucapan dan keputusannya disorot massa juga media sosial dan rakyat umum.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun