Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamat Datang di Dunia Nyata Pak Prabowo #3

22 Oktober 2024   17:15 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:38 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat Datang di Dunia Nyata Pak Prabowo #3

Menanggapi pernyataan Menteri HAM Yusril Ihza Mahendra  yang memandang peristiwa 1998 tidak dikategorikan pelanggaran HAM Berat.

Hal ini di bantah dengan pernyataan komnas HAM tentang  pelanggaran HAM di Peristiwa 1998 adalah berat (disarikan dari berbagai media)

Sebuah resiko Prabowo ketika karier politiknya moncer dan akhirnya menduduki RI 1 adalah sebuah hasil kerja kerasnya sejak 2009 berkarir di politik.

Ibarat semakin tinggi pohon maka semakin keras juga angin menggoyangnya.

Perubahan ke Masyarakat yang Madani dan pemaaf sudah dilakukan MPR periode 2019 s.d 2024 dengan menghilangkan  tap yang berhubungan  dengan peristiwa politik  Soekarno, Soeharto dan Abdurrahman Wahid.

Ini  sebuah PR besar Presiden baru dengan memilih menteri yang kompeten di bidangnya walau bekas dari Jokowi adalah sebuah keadaan yang dihadapinya saat ini.

Prabowo sadar bahwa mesin pemerintahanya ibarat mobil mesin suku cadangnya tambal sulam dengan yang sudah baru dan lama.

Itu hak prerogatif Prabowo harap maklum sebab banyak menteri yang sudah di cap di masyarakat  "tidak percaya"  kok masih dipakai

Pertanyaan simpel menteri tidak sesuai kompetennya kok masih dipakai?

Banyak menteri efektifkah jalan pemerintahannya kelak?

Pertanyaan umum yang coba Prabowo sikapi dengan kabinet profesional dengan gabungan dari partai dan teknokrat juga dari ormas keagamaan juga direkrutnya.

Menjawab pertanyaan kedua sama dengan presiden terdahulu kedatangan pejabat negara selalu tidak efektif buat pejabat daerah.

Alasan tidak simpel dan penuh dengan nuansa resmi di sinilah dana perjamuan dan untuk menyambutnya besar.

Kadang standar Jakarta yang buat daerah repot dan juga tombok (pengalaman kedatangan tamu pejabat penting begitu adanya).

Efektif tidaknya harus maklum adanya sebab Menteri Muka lama (Mula) dan juga Muka Baru (muba) saling berlomba untuk jadi pelayan rakyat ditunggu saja

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun