Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman

Puing-puing Gaza jadi Saksi

24 September 2024   12:58 Diperbarui: 24 September 2024   13:01 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berita sedikit melegakan Aminah dimedsos "PBB memutuskan Israel harus mundur dari Gaza setelah 12 bulan ke depannya" isi Voting dari forum PBB ini sedikit melegakan bagi Aminah, sebab berita ini yang di harapkan oleh dunia internasional.

Aminah masih terdiam, luka batin dan luka di badannya masih terasa pedih dan perih, ketika apartemen di Gaza di hancurkan oleh para penjajah zionis yang dzolim itu.

.....

Hati yang terluka

buat yang tahu rasa

hanya sebuah sekedipan mata tak bisa melupakan

terluka

hati dan juga raga tak terasa karena Allah swt masih ada di dada

.....

Perang sudah hampir setahun, bapak dan kakak lelakinya gugur sebagai syuhada demi kemerdekaan Negeri tercintanya

Baca juga: Semangka dari Gaza

"kalau mau bahagia kita harus lepas dari penjajah ISrael" kata sang bapak

"saya ijin bergabung dengan para pejuang" kakak lelakinya Abudullah didepan anggota keluarga, 

Bapak mengiyakan dengan doa selamat smsentar aku tahu ibu sedih, sudah merasa akan kehilangan anak lelaki yang di cintainya

"Aminah, jangan sedih kita kan di pertemukan disurgaNya kelak" katanya, itulah perpisahan kakak lelaki dalam keluargaku yang entah kemana sekarang kuburnya berada

"Aminah anakku yang cantik mendekatlah kepadaku" kata Bapak menyuruhku  mendengar bisikan di telingaku

"aku tahu kamu suka Sayid kan?' tanya bapak kepadaku

"maaf bapak itu teman di rumah sakit Indonesia, sya hanya.." gugup Aminah menjawab pertanyaan bapak

"tidak usah bahong, Gaza boleh ahncur lebur, kita tidak punya apa-apa sayangku, namun cintamu jangan kamu kubur kemana pun beberlabuh, aku setuju, siapan imammu kelak bapak tetap setuju" jawab bapak menaruh kepercayan kepadaku

"ya Aminah, Lanjutkan saya," jawab ibu kepadaku

"aku harus meninggalkan tanah Gaza ini?' teriaku sedikit menjadi bertanya dan sedih adanya

"barang kali harus, bila kamu akan  hidup mulia" jawab sang bapak kepadanya

"kakak nomor satu mu sudah bersiap membela negeri ini, kamu juga harus bersiap untuk membela negeri ini dengan segala cara yang kamu bisa Aminah" jawab sang ibu lembut di telingaku.

Aminah tahu, kakak nomor satu sekarang sudah kembali ke medan laga pertarungan mempertahankan negeri demi kemerdekaan Palestina sejati, walau hatinya sedih kakak nomor dua Halim sudah tewas di rumahnya bersama keluarganya ketika bom-bom penjajah Zionis membombardir Gaza setelah serangan umum 7 Oktober 2023 kemarin.

 Hati yang sepi

Aminah seakan bersyukur juga sedih ketika berhasil menyelamatkan diri dari Gaza bersama kekasih tercinta Sayid  yang juga menjadi suaminya tepat sebelum penyerbuan yang berlanjut dengan hancurnya rumah sakit Indonesia di Gaza tempat cinta bertaut saat itu.

"kamu tidak usah memikirkan kami demi hidupmu yang lebih baik ya nak" kata sang ibu yang dijawab dengan anggukan kepalanya walau hatinya menjerit tangis serta sedih dalam ujung batinnya.

"ya bu, maafkan aku belum bisa membahagiakan keluarga kita" jawabnya lirih sebab ada dua adik lelakinya yang masih remaja harus juga di tinggalkannya , hatinya sedih, karena  Aminah satu-satunya wanita di keluarga bapak Halim

Sudha hampir setahun perang di tanah Gaza belum reda, hampir setahuan juga, Aminah di Indonesia dengan suami tercinta relawan kesehatan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, sekarang masih aktif sebagai relewan kemanusiaan di tanah air.

Keadaan Gaza bisa di  ketahuinya dari media sosial dan televisi wlau di sini hatinya sudah mantap, namun do'anya untuk tanah air  tercinta supaya lekas merdeka dan keselamatan keluarganya selalu di sampaikan setelah sholat tetap rasa gundah itu ada di benaknya yang dalam.

"harapan merdeka itu ada dik, namun jangan terlalu berharap sebab hanya Allah swt yang tahu saatnya negerimu merdeka" kata sang suami menghibur kegundahannya

"namun Abi, aku masih merindukan tanah kelahiranku," jawabnya singkat

"kelak saatnya merdeka adalah takdirNya,,"

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun