Anies Mengguncang Parpol Yang Tersandera (Ikut hidup) dari Pemerintah
Gagalnya Anies Baswedan nyalon di DKI 1 dan Jabar 1 seakan menjawab banyak partai yang tersandera bahkan bisa jadi di remot oleh penguasa saat ini (disarikan dari berbagai narasumber)
Fenomena Partai tersandera sudah dimulai sejak era SBY dan semakin kuat di era Jokowi.
Bukan rahasia umum lagi sebab DPP sebuah partai bisa jadi mencalonkan atau memberi restu yang sebenarnya tidak disukai pemilih di daerahnya.
Pemerintah diam-diam merremot kekuatan partai dengan atas nama bantuan dan koalisi.
Diam-diam juga pemerintah saat ini juga membuat dua partai besar (PKB dan Golkar) terpaksa Aklamasi dalam mencari pemimpin partainya.
Juga kebetulan kok yang Jadi adalah orang dekat istana sepertinya setingan bisa jadi harap maklum.
Politik memang aneh bila rumor tersanderanya parpol oleh Anies nyata dalam tentukan cagub dan cabup ya kebangeten.
Sebab Jokowi yang selalu jalankan politik dua kaki mempunyai kepentingan dengan kekuasaan saat ini.
RUU Omnibus Law dan RUU Pilkada ternyata syarat kepentingan partai pemenang pemilu.
Bisa jadi DPW partai calonkan si A dianulir jadi B, atau CÂ
Begitu saja kok repot kata Gusdur bagaimana tidak kini timbulkan friksi di daerah-daerah.
Politik dinasti vs politik uang
Pilkada langsung dan serentak tahun ini ada fenomena berbahaya bagi demokrasi kita.
Bukan politik uang namun politik Dinasti juga ancaman dari reformasi politik 1998.
Banyak suami digantikan istri atau anaknya di berbagai daerah dan rakyat maklum adanya.
Sebab sang penguasa negeri ajarkan ini anak, mantu jadi calon jadi jangan marah bila banyak ditiru di daerah-daerah tertentu.
Bahaya yang kedua adalah politik uang dimana keluar dari pribadi calon atau botoh penyandang dana.
Nyata
RUU Pilkada bisa jadi jembatan emas untuk tangkal semua ini. Sayang sudah digembosi di tingkat MK dan dalangnya adalah wakil rakyat kita juga.
Jangan lupa nyoblos pilkada  Sambil ngopi dan  menunggu partai baru mas Anies semoga diumumkan
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H