PDIP Jalankan  Mode "Playing Victim" dalam Gagalnya Anies  Maju Pilkada
Pernyataan Hasto dan Ono bahwa ada 'Mulyono'" (kekuasaan) yang menghalangi majunya Anies di DKI 1 dan Jabar 1 masih menjadi berita utama (disarikan dari berbagai sumber).
PDIP menuduh faktor eksternal dalam gagalnya Anies kader non partai yang konon sudah direkomendasi DPP.
Gagalnya Anies menjadi sebuah preseden yang buruk dalam pengkaderan di PDIP.
Buruk karena kader non partai maju saja "ora payu" dan padahal sudah di gadang-gadang mantan Capres 2024 itu maju demi muka PDIP yang sedang babak belur kalah dalam pilpres 2024.
Pernyataan itu
Hasto Kristiyanto dan Ono Suryono dua orang pengurus DPP pusat PDIP rupanya pintar memanfaatkan situasi.
Menuduh kekuasaan yang tinggal beberapa bulan lagi sudah lengser mencampuri gagalnya mantan Capres 2024 maju ke pilkada.
Walau istana dan presiden sudah membantah namun isu ini tetap digunakan untuk menjelaskan ke publik bahwa PDIP sedang di halangi oleh penguasa saat ini.
Padahal selama sepuluh tahun berkuasa PDIP dan Jokowi sudah menikmati kekuasaan ini secara menyeluruh dan ide trigger kemenangan ketiga capres dari PDIP akhirnya tumbang 2024 ini.
Kawan jadi lawan
Mengapa PDIP " gelo" dan melawan Jokowi (penguasa saat ini) sebab ada sejarah bahwa partai pemenang pilpres sepuluh tahun ini masih ingin berkuasa lagi sudah bukan rahasia umum lagi.
Apalagi PDIP menguasai parlemen (MPR, DPR, DPRD) tingkat daerah hingga pusat bahkan sejumlah kader menyusup ke DPD.
Khawatir kalah Pilkada
Pernyataan kedua pimpinan senior PDIP ini seakan menyakinkan rakyat bahwa mereka takut dalam Pikada serentak tahun ini.
Dimana Pilkada serentak ini ide awalnya juga dari PDIP sendiri dan upaya playing victim ini bisa jadi untuk menutupi ketidak mampuan ini.
PDIP juga cerdik dalam memanfaatkan situasi dari ketidak percayaan rakyat dan mahasiswa terhadap RUU Pilkada dengan cerdik dan cermat walau bisa jadi bumerang untuk partai kelak kepada pemilihnya.
Saran
Dewasalah berpolitik jangan menjadikan taruhan korban penguasa sebab rakyat sudah tahu kerja dan kinerja partai.
Ariflah gunakan medsos dan media massa dengan benar untuk sebar kebaikan bila ingin raih kekuasaan dengan baik kedepannya.
.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H