Melihat Gerakan Mahasiswa keKinian Medsos sebagai Tulang Punggung
Gerakan penolakan RUU Pilkada hampir menyeluruh se Indonesia ada riak anarkis perusakan gerbang dan pembakaran yang dilakukan oknum pendemo (disarikan dari berbagai sumber media)
Gerakan sebagai kado akhir jabatan Jokowi sebenarnya bukan kali ini saja.
Melihat sepak terjang kalangan Mahasiswa kelihatan ketika menolak RUU Cipta Kerja (omnibus law).
Kado yang bisa jadi pelajaran kelak presiden terpilih saat ini bapak Prabowo.
Sebab kekuatan pemuda (sendiri tanpa rakyat) atau parpol pendukung menyebabkan tidak kuatnya daya tawar.
Walau RUU Pilkada ditunda dan akhirnya dibatalkan setidaknya gerakan mahasiswa 2024 ini sudah kelihatan fitrahnya.
Walau riak, emosi dan darah muda membuat semangat pembelaan untuk rakyat kadang juga merugikan rakyat sendiri.
Medsos sebagai alat gerakan
Berbeda gerakan Reformasi 1998 yang berdarah-darah dan juga mengandalkan getok tular dan komunikasi manual.
Sekarang gerakan mahasiswa 2024 sudah terstruktur lewat medsos.
Ini bisa jadi sudah di antisipasi aparat negara (BIN) namum bobol juga.
Demo bukan saja di lapangan namun juga di medsos (tik tok, IG dan lain-lain)
Bahkan situs resmi DPR.go.id pun diretas hacker sebagai upaya demo di medsos.
Namun sayang bisakah tanpa rusuh dan merusak fasilitas milik rakyat?
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H