Pamor Jokowi Mulai Meredup Siapa Kawan dan Lawan Mulai Terungkap
Kekuasaan Jokowi tinggal dua dan tiga bulan kedepan.
Sebagai orang Jawa Jokowi sudah menyadari bahwa kekuasaan itu hanya ampiran sudah saatnya dikembalikan.
Sosok gaya kepemimpinan Jawa yang melekat pada dirinya mulai ditinggalkan.
Sepuluh tahun menjadi RI 1 seakan menasbihkan pengaruh gaya kepemimpinan yang berbeda dengan pendahulunya.
Mendobrak gaya kaku dan sentralistik pendahulunya adalah nyata.
Awal banyak yang suka namun banyak yang tidak suka juga.
Isu tentang mengundurkan dirinya seorang pemimpin partai sudah diprediksinya karena campur tangan pribadi walau sudah ditepis istana.
Inilah percikan akhir jabatan dan pernik pengaruh yang tidak disukai kaum oposan di negeri ini.
Tancapan kuku kekuasaan yang dalam telah melahirkan generasi penerusnya dari gen kepemimpinan.
Salah satu puteranya bisa teruskan jejak karier politik menjadi RI 2 adalah buah yang didapatnya.
Walau kontroversi kaum oposan tetap kritis atas semua ini sebab anaknya yang kedua serta menantu juga maji dalam kontestasi ingin jadi pemimpin di wilayahnya.
Sah-sah saja dalam konteks ala "dinasti" Jawa yang berkelanjutan.
Pamor yang mulai meredup
Pamor  (jawa) atau pengaruh Jokowi masih ada di Republik ini.
Walau kian mengecil seiring di estafet kepemimpinan lima tahunan.
Banyak kawan yang mendukung ikhlas dan banyak lawan juga yang tidak mendukung mengakui kekuasaannya dipegang nya.
Momentum perpindahan upacara di ibu kota baru Nusantara menjadi sejarah tersendiri bagi Jokowi.
Sebab semua kuasa harus berganti itu disadari Jokowi dan semua menjadi nyata.
Siapa kawan dan lawan mulai tersingkap ketika partai pengusungnya mulai meninggalkannya saat ini.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H