Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengugat Angin

27 Maret 2024   20:54 Diperbarui: 27 Maret 2024   20:57 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panggung-panggung belum usai di tutup

bendera baru saja di turunkan

sepi

hingar bingar  sudah usai

walau hati belum lega

yakin ada kecurangan

yakinlah

masih banyak orang jujur

sebab ada Allah swt yang maha mengetahui

ini tentang antara bapak dan anak

syah saja

bapak mengupayakan anaknya jadi

seperti klan para kaisar terdahulu

atau raja jawa yang fanatik

putra mahkota harus jadi

atau mati di tangan rakyat yang menolaknya

namun ini bukan kerjaan

efektif 

demokrasi

ada yang berupaya keras

ada yang santai

ada yang lolos

ada yang lulus tidak lolos

ada yang diam dapat jatah kursi

bila ini drama

mengapa sebelum sutradara masuk dalam pertunjukan

sang  aktor tidak menolaknya

terakhir

semua hanya menggugat angin yang telah lalu

berhembus

sik uwis yo uwis

saiki balik wae

sesuk yo oleh jatah

...karepe...

inginnya

semua berakhir happy ending

****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun