Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tukang Kayu yang Tidak Mau Buat Kursi Lagi

16 Februari 2024   06:56 Diperbarui: 16 Februari 2024   08:04 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku harus bagaimana lagi bilang kepada bapak

Ini menguntungkan

Ini nilainya ekspor

Ini di cari banyak orang

Bapak

Coba kompromi kepada aku

Bapak diam

Dikursi goyang kesukaannya

Tanpa bergeming dengan mimik tidak suka kepada

Nduk kamu harus tahu

Nggih pak, ya pak

Aku tidak akan buat pesanan kursi, aku sudah berjanji

Tetapi ini baru banyak yang pesan pak 

Bapak tinggal tanda tangan 

Semua diam

Fitri yang didekatnya berusaha membujuk

Mbo yem pengasuhnya sejak kecil datang

Berubah cerah hatinya

Bapak marah

Kenapa mba?

Kami ketahuan menerima pesanan kursi

Mba tidak tahu apalagi baru masa pemilu ini

Pamali mba

Larangan apa?

Mbok yem berbisik

Bapak tidak mau jual beli kursi lagi

Ini apa? Fitri bingung

Sementara perusahaan harus tetap jalan dan demi karyawannya.

Pak Hendro memang pengusaha mebel sukses

Namun tidak pernah menerima pesanan kursi

Anaknya tidak tahu mitos ini

Mba ini berhubungan dengan ibu

Apa ibu swargi?

Dulu bapak pernah njago

Kalah mbok?

Ya, padahal ibu sudah melarang

Waktu itu bapak tetap maju dan...

Ya ..semua bangkrut

Dan kolaps

Semua menjadi sunyi

Ketika bapak ke dapur mengambil teh kesukaannya

Pokoknya tri aku tidak mau menerima pesanan kursi itu

Nggih pak

Aku tidak mau tanggung jawabnya berat

.kursi jadi saksi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun