Aku bapak
harus bagaimana lagi bilang kepadaIni menguntungkan
Ini nilainya ekspor
Ini di cari banyak orang
Coba kompromi kepada aku
Bapak diam
Dikursi goyang kesukaannya
Tanpa bergeming dengan mimik tidak suka kepada
Nduk kamu harus tahu
Nggih pak, ya pak
Aku tidak akan buat pesanan kursi, aku sudah berjanji
Tetapi ini baru banyak yang pesan pakÂ
Bapak tinggal tanda tanganÂ
Semua diam
Fitri yang didekatnya berusaha membujuk
Mbo yem pengasuhnya sejak kecil datang
Berubah cerah hatinya
Bapak marah
Kenapa mba?
Kami ketahuan menerima pesanan kursi
Mba tidak tahu apalagi baru masa pemilu ini
Pamali mba
Larangan apa?
Mbok yem berbisik
Bapak tidak mau jual beli kursi lagi
Ini apa? Fitri bingung
Sementara perusahaan harus tetap jalan dan demi karyawannya.
Pak Hendro memang pengusaha mebel sukses
Namun tidak pernah menerima pesanan kursi
Anaknya tidak tahu mitos ini
Mba ini berhubungan dengan ibu
Apa ibu swargi?
Dulu bapak pernah njago
Kalah mbok?
Ya, padahal ibu sudah melarang
Waktu itu bapak tetap maju dan...
Ya ..semua bangkrut
Dan kolaps
Semua menjadi sunyi
Ketika bapak ke dapur mengambil teh kesukaannya
Pokoknya tri aku tidak mau menerima pesanan kursi itu
Nggih pak
Aku tidak mau tanggung jawabnya berat
.kursi jadi saksi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H