Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kupon Sembako dari Caleg

15 Februari 2024   16:34 Diperbarui: 15 Februari 2024   16:35 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"mas mas Gelo ini dapil tempat mas tidak dapat suara satupun"

"tps tempat njenengan tidak ada suaranya"

"tps tempat simbah anda tidak ada yang milih njenengan"

"tps tempat mba gelo istri njenengan tidak jadi di buat"

"tps..,,anda hilang"

Informasi dari para suksesornya tim kampanye mas Gelo membuatnya tidak enak melihat laporan nyata di Hpnya

sebab modal baliho saja ternyata tidak selamanya masuk ke hati pemilih apalagi kerja nyatanya hanya seorang baku sembako yang membuatnya memang kaya namun tidak di hargai juga oleh para pemilih disekitar rumahnya.

"aku tidak mau njenengan nyalon mas" kata stri mas Gelo

"aku ingin ngabdi untuk  rakyat" jawab mas Gelo

"omong kosong, mesti kamu lupakan mereka" jawab sang istri lagi

"niat "

itulah percakapan sebelum pemilu di mulai dan semua akhirnya menjadi nyata adanya dan semua memang terlihat apa yang terjadi setelah pemilu diadakann

Semua warga sorak gembira  menyambut pemilu tahun 2024, semua berharap kepada perubahan yang nyata bagaimanapun di tengah gegap gempita ini banyak juga yang tertunduk lesu dan malu sebab calon idamannya tidak jadi mewakili.

Beberapa caleg yang aku temu menjadi kusut wajahnya dan juga lesu seakan tanpa gairah

"aku harus bagaiamana ini mas ?" tanya Mas Gelo kepadaku seorang caleg gagal yang tanpa sengaja aku temukan di medsosnya

"mas gelo jadikan nyalegnya?" tanyaku menyindiri

"jadi...mantan caleg mas" jawabnya sambil coba hilangkan rasa gundahnya kepadaku

"ini ini tentang perjuangan ya mas?' tanyaku lagi

"aku harus bagaimana ini modal dagang habis untuk nyalon" jawabnya lagi padaku

"pinjam lagi mas gelo" jawabku simpel

"entah bagiamana aku harus menjawabnya, alasan apa yang akan aku berikan kepada istriku,aku turut bersedih atas semua ini

"mas gelo harus jujur"

"aku sbenarnya tidak boleh nyaleg sama istriku"

"kok nekat sih.."

"Aku ingin buat kejutan jadi nyaleg, istriku tidak menyurutkan langkahku"

"dan zong ya mas Gelo?"

semu diam chat itu sepi dan senyap

"aku harus tetap bisa semangat lagi"

Mas Gelo tidak kecewa bagaimana modal pas-pasan untuk maju caleg tahun ini adalah tahun penghabisan buatnya sebab usaha sembako yang biasa di jalankanya sebenarnya sudah bisa lebih dari cukup.

Namun apapun yang terjadi niatnya untuk mewakili rakyat kecil dan buruh di sekitarnya tidak bisa di lakukannya tahun ini sebab tidak bisa terpilih jadi caleg jadi tahun ini.

Waktu tidak akan berbalik bahkan kupon sembako pun tidak akan mempengaruhi apa yang terjadi setelah coblosan kemarin dan ini memang nyata akhirnya

"aku harap mas sadar" kata sang istri

"sadar.."

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun