Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Simpatisan Bayaran

9 Februari 2024   09:18 Diperbarui: 9 Februari 2024   10:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Semua bawa ke polsek" kata sang kapolsek sore itu.

"Kami tidak suka bleyeran motor mereka"kata salah satu pemuda yang ditangkap.

"Salah satunya merusak baliho partai kami"elak salah satu pemuda yang berato di tubuhnya.

Semua diamankan sore itu dan semua harus bertanggung jawab kejadian sore itu.

Waktu berlalu cepat

Nampak jelas bekas luka di dahi beberapa pemuda mendengar cerita sang kakek yang masih gagah di usia tuanya.

"Siap ndan"kata beberapa pemuda ketika kakek itu betdiri sudahi ceritanya.

"kita tidak dukung salah satu partai yang ada kita membela yang bayar"seru sang kakek dengan langkah tegapnya.

"sukseskan pemilu dengan membela yang bayar"tegasnya lagi.

bila dihitung perkompi mirip dengan pasukan tentara. Pasukan begini memang diperlukan untuk galang peserta kampanye juga pembagian logistik seta pengamanan kampanye.

"resiko namun bayarannya pasti dan itu ditunggu setiap lima tahunan atau event pilkada seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun