Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi Pahit Sang Calon Dewan

6 Februari 2024   16:51 Diperbarui: 6 Februari 2024   16:52 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membisu

Diruang

Dalam kegelapan sore

Diam

Semua tidak habis dipikir

Maju karena sudah niat

Pahit

Melebihi kopi

Spanduk, baliho, poster mulai diturunkan

Tagihan mulai jalan

Walau kursi belum tergapai

Maaf pak untuk transpor

Maaf pak untuk makan minum

Maaf pak ...

Semua sudah aku serahkan ke sekretarisku

Bentaknya

Walau rekeningnya mulai tipis

Dompetnya ..rata

Kamu jangan kejar gengsi

Persaingan keras

Bisa kita tergilas

Tidak percaya

Terserah aku maju dengan uangku sendiri bukan korupsi

Ukur badan

Ukur kemampuan

....lap...semua tinggal tunggu hari penentuan

...dok..dok. 

Terdengar suara pintu diketuk

Terlihat senyum sang sekretaris

Maaf mass

Butuh uang

Bukan

Baju baru

Bukan

Lalu

Aku hamil

......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun