Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukalah Topengmu

28 November 2023   19:00 Diperbarui: 28 November 2023   19:04 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,................................................

,,,,,,,,,,,

Aku harus bagaimana ketika semua pintu untuk masuk sudah kamu tutup demi sesuatu yang aku tidak tahu, hati yang penuh curiga tanpa sebab dan aku tidak tahu, tembok besar di hatimu sudah menutup potensi rasa dan kesungguhan di dalam hati aku ini

Tulisan itu sungguh membuatmu takut ini tentang   apa, uang yang segalanya, dulu kawan dan teman sekarnag menjadi curiga dan lawan secara nyata di  kehidupan ini

aku tidak mau kamu tahu topeng apa lagi yang harus aku buka, karyaku, atau buku-buku digital yang mulai tidak laku membuatmu entah mengapa frustasi dan selalu curiga kan kebenaran dan satu kata sebuah nama yang hendak kamu lupakan dengan segala cara akan kamu lenyapkan dalam duniamu saat ini.

'sebaiknya tidak usah nulis dan membuat konsep lagi yang selalu aku berikan gratis dan tanpa minta imbalan apapun itupun akhirnya hanya rasa curiga yang kamu berikan kepadaku.

" sepertinya kamu sudah tidak di sukai "

"apapun yang kamu buat salah di mata mereka"

"sebuah humor akan di anggap mereka serius dan tujuannya satu membuatmu tidak nyaman!"

"padahla aku dan kamu dan dia hanya ikutan hidup dan menyumbang kesenangan hobby"

"bukan ini"

"idealisme yang mulai luntur di dunia online adalah nyata"

"tidak boleh berkepala batu"

"atau kamu di gilas sampi lembut seperti tepung"

aku diam ini adlah salah ide atau semua terasa emosi yang di perturutkan dan hilangkan arah profesionalmu itu kawan?
aku hanya berharap semau bernalar kritis jangan pernah di hilangkan atau akankah pertimbangan ekonomi dan jalan tengah dianatar modal-modal yang aku pikir sudah terpengaruh oleh putaran uang dunia ini.

aku bukan akan memggesermu'

aku bukanlah kekuatan nyata

hanya sadikit kata aku nunut nulis

bukan apatis

atau menyuruhku ikutan trend kekinian

tidak bisa kawan

tulisanmu di noote depan pintumu seakan menjawab keraguanku semua sudah di hitung dengan uang dan lupakan idealisme ketika jagat kecil ini di buka untuk sebuah kebebasan ekspresi adalah  bukan nyata akhirnya

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun