Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Roman Pilihan

Jogja 1965 (00)

3 September 2023   11:57 Diperbarui: 3 September 2023   12:09 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jogja pernah menjadi saksi sejak zaman penjajahan hingga perjuangan hingga masa sekarang.  aku yang kebetulan lahir di sini sungguh bersyukur  aku tahu Jogja adalah kota yang sangat aku cinta dan Disinilah semua cerita itu.

 aku bersama Kartika dan adikku menuju rumah nenek  rumah Kenangan dari bapak di Godean Sleman Yogyakarta.  "jangan lupa Bapak berpesan kamu harus membersihkan rumah itu karena Bapak baru keluar kota dan tidak bisa pulang minggu ini"tujuan Bapak sekali lagi di hatiku untuk mengingatkanku ke rumah nenek pagi ini.

"Kartika  Ayo Senyum dong apakah masih kamu tidak suka dengan petualangan hari ini bersama adikku?' godaku padanya sehingga tak sangka tangannya menjepit lengan pun aduh rasanya sakit juga.

" Kakak jadi ndak tuh malah roma-ramalan tuh Bu itu mama mama jadi nggak ke rumah nenek?" saat adikku Sedikit keras menyadarkan kami.

"mas ketahuan tuh adikmu udah ngajak"katamu dengan semangat, semua seperti air hujan aku dan kartika adalah teman sejak SMA yang menjadi kekasih akhirnya dan minat kami sama kepada perkembangan sosial dan budaya di fakultas kami.

"Kakak lekaslah kerumah nenek, kata tetangga sayang buah mangganya di makan kelelawar tuh" sahut ibu kepadaku.

Perjalanan yang menurutku terlalu singkat Godean adalah kota pertanian yang sungguh menawan untuk dilewatkan hijaunya tanah pertanian dan sungguh jangan dilupakan karena disinilah  kami melewati Museum presiden kedua Republik ini bapak Soeharto di Kemusuk Argomulyo.

Perjalanan setengah jam yang kami syukuri masih hijaunya lahan pertanian disini dan tidak terasa sudah sampai dirumah nenek akhirnya rasa capek itu ada  dan akhirnya semua  berhenti tepat didepan rumah nenek rasa lelah dan capek langsung sirna yang kami keluhkan menjadi hilang seketika saat itu

Semua itu berubah ketika kami bertiga sudah sampai di Godean rumah bercat biru yang  masih hijau dan asri di depan samping masih ada banyak tanaman kelapa, pisang dan pohon buah-buahan yang entah mengapa membuat kami bertiga betah disini.

"Jangan lupa kakak tugasnya  adalah membersihkan ruang gudang di belakang rumah gandok eyang ya mas" pesan ibu sebelum berangkat tadi

'Kakak lupa kan gudang itu penuh tikus dan kecoa, nanti kakak bisa  takut lho" olok adikku yang baru  kelas dua SMP di kota Jogja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun