Mohon tunggu...
S.DJumi
S.DJumi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis apa adanya

Menulis apa adanya sebab hidup apa adanya Tidak mengada ada

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kutjing Manis Pujaan Hati (03): Mahalalu Lupakan

26 April 2023   20:32 Diperbarui: 26 April 2023   20:53 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peron kereta api stasiun Tugu jadi saksi

Kamu lepas pergiku

Titik mata sembab diujung matamu

Salam pisah

Salam gapai impian esok

Mahalalu lupakan

Tatap esok

"Mas aku harap kamu lebih tegar hadapi semua ini "katamu padaku

"Janji dik fitri insyaallah.."

Ujung kereta datang begitu cepat

Lunaskan rindu dan kangen

.....

Masa cuti lebaran sudah berakhir, semua kembali bekerja,dan berusaha untuk mulai aktivitasnya.

Perpanjangan cuti biar tidak macet bukan solusi tepat, sayang orang masih suka berlebaran di jalan-jalan tol dan lintas lainya, alasan simpel sambil rekreasi, opo tumon di tengah kemacetan.

Aku tahu kenangan itu tidak bisa di tukar dengan no hp atau medsos karena perjumpaan itu yang mahal di era medsos sebagai panglima saat ini.

"THR sudah bablas"keluh Dani sahabatku 

"Sama tinggal Turahan untuk balik "selorohku

'Mending ini harus kuras ATM untuk pulang "jawab Dani dengan cengir kudanya.

Aku diam, semua sektor bisa saja berhenti berputar ketika semua pekerja informal tetiba mogok dan tidak pulang, banyak pabrik bisa gulung tikar.

Walau THR kecil namun pengorbanan jiwa raga itu yang dihargai para taipan pabrik untuk pertebal kekayaannya.

"Aan mending kita wiraswasta" ajak Dani kepadaku

"Ini tanggung jawab  mas" jawabku singkat.

Semua diam seperti orong-orong  keinjak kaki, sepi.

Aku harus bagaimana Fitri yang ku cintai harus selalu aku perhatikan walau dag dig dug juga karena kami LDR dan ini seperti petualangan tarzan saja.

Aku takut di dahuli oleh perjaka kaya dan bisa tekuk hatinya.

"Mas aan kok diam?" Tanya Dani kepadaku.

"Aku kepikiran"

"Fitri?"

"Ya cari yang lain saja to....mas"

"Tidak bisa"

"Cinta pertamaku, cinta matiku, gombal ,ha ha"

"serius aku khawatir saja"

"jangan jauh darinya titik"

"gila aku mau nabung demi kita berdua "

"melow.."

sahabatku ini selalu hibur aku dalam suka dan duka walau kami tidak satu pabrik di  tempat kami bekerja, kami ketemu karena persamaan nasib waktu demo RUU Ciptaker tahun lalu.

Fitri kekasih hati dan calon istriku memilih di Jogja ngajar sambil buka usaha loundry .

Usaha inilah yang buatku takut karena banyak mahasiswa ganteng jadi langganannya.

"percaya diri" bujuk Dani kepadaku

"ya mas bro"

....2642023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun