Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siaran TV di Medsos Lebih Murah dari Pada lewat MUX?

27 Desember 2022   21:44 Diperbarui: 28 Desember 2022   11:30 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Saya sebagai penikmat tv sungguh terbantu dalam siaran di gital yang mulai merambah di Jogja akhirnya siaran analog resmi di hentikan dan semua mata lebar saya tertuju pada kotak ajaib di rumah yang sudah lama saya lihat dengan analognya. 

Siaran di gital ini membuat sejumlah saluran d tv saya semakin banyak dan beragam dan dari sini saya sungguh menangkap sebuah kegelisahan yang benar membuat bukan saya gelisah  sendiri dan orang tua pada umumnya pasti punya rasa yang sama.

Gelisah ternyata kontennya sama plek dengan waktu siaran analog hanya saja banyak durasi dan acara anak-anak  tv lokal dari induk tv nasional itu lebih banyak,  tidak bisa di pungkiri karena kegemaran saya yang bernuansa budaya dan olah raga rada sedikit terobati juga keinginan saya untuk nikmati acara tv di gital dan juga acara favorit saya yang juga telah beralih ikuti induknya ke tv di gital.

Namun sebagaian orang  tua ternyata lebih gelisah ketika anak sudah pegang hp, tablet atau laptop, karena ruang kontgrolnya yang agak membaut orang tua awas dan was-was, termasuk terbukanya ruang tv di gital di Jogja  tercintaku ini.

Perbedaan itu nyata

Perbedaan konten sungguh nyata karena tv siaran lokal bisa di tangkap di seluruh negeri ini menjadikan sebuah hal yang tidak mustahil lagi dan inilah yang membuat saya kaget dan baru tahu ternyata tv lokal bisa  juga siaran nasional di era digital ini adalah nyata adanya.

Khusus di Jogja beberapa brand tv lokal yang lama atau LPP yang lama juga sudah pindah ke digital itulah yang membuat semua ini jadi nyata, namun SDM di Jogja yang banyak para broadcasternya dari beberapa perguruan tinggi dan akademika yang berfokus pada broadcaster ternyata hanya salah satu media yang serius untuk menampung dengan   muncul nampaknya butuh tenaga yang banyak serta dana yang banyak pula.

Jogja yang bisa jadi tempat lahirnya para sineas dan penyiar serta anchor handal akhirnya bisa jadi kelak kesepian karena  banyaknya " tv lokal" anak  dari tv nasional yang sudah bersiaran di langit jogja.

Inilah nampaknya yang terjadi konten lokal sepertinya tidak di utamakan oleh mereka kecuali tv lokal  yang lahir dari bumi Mataram ini nuansanya beda ketika saya melihat tv lokal daari anak-anak tv nasional ini.

 Namun dengan catatan saya melihatnya, bila ini sebuah kolabaaorasi dengan tv nasional masih mending tetapi bila ini adalah anak-anak dari tv nasional inilah yang saya agak kurang sreg karena kontenya maaf yang ke Jogjaannya kurang bahkan sama sekali nol karena seperti sebuah "ampiran"  saja.

Saya bicara sebagai penikmat tv digital saja bukan saja  saya mengajak sesuatu tetapi bagaimanapun tv lokal dalam era tv digital ini sungguh bersaing dengan tv nasional yang sudah mapan dalam dana dan  kekuatan SDM nya benar adanya namun bagaimanapun era bangkitnya tv lokal khususnya di Jogja juga perlu aturan tertentu di daerah istimewa ini.

Terlalu naif bila kita mendengar banyak tv komunitas ( kampus ) yang tidak di beri ruang di gital untuk jerengkan siaran mereka di mux di gital yang ada karena alasan klise tidak bisa bayar sewa MUX inilah yang saya agak risau karena banyak tv komunitas di Jogja akhirnya tidak bersiaran lagi karena ruang analog mereka di gulung pemerintah.

Banyak tv komunitas di Jogja yang pada akhirnya cukup siaran di medsos dan semua orang sudah tahu akan semua ini termasuk yang mempunyai kekuatan dalam pengambilan keputusan di ranah komunikasi.

Saya tidak apriori namun harga sewa MUX yang puluhan juta dan potongan 70% nampaknya terlalu berat untuk tv lokal dan tv komunitas di Jogja pada umumnya.

Tulisan ini tidak bermaksud menjustifikasi sebuah aturan nasional namun sebuah ide bagaiaman kepindahan ke tv di gital ini banyak manfaatnya untuk hajat sosial ekonomi rakyat khususnya industri kreatif di wilayah Jogja pada umunya, sebab sebuah "perusahaan tv" juga butuh SDM dan serta dana  yan unggul namun juga kebijakan policy yang benarlah yang mereka inginkan.

Perkembangan di  tv di gital ini dulu saling berebut frekewensi analog dan sekarang  berebut kesempatan untuk masuk MUX yang juga harus bayar  itulah indahnya penyiaran tv lokal yang benar-benar lokal harus beraing dengan para pemilik modal bear yang sudah menebar anak-anak tv barunya di ranah lokal.

Sebab sebenarnya sama siaran di medsos dan lewat MUX dengan biaya tertentu misal namun kebebasan yang mereka rasakan beda dan inilah bentuk lain yang  akhrinya mereka putuskan  untuk lewat mux atau medsos menjadikan semakin serunya tv digital di Jogja saat ini dalam penyiaran konten-kontennya.

#belajar digital

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun