Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat TV Digital Lokal di Jogja

25 Desember 2022   21:01 Diperbarui: 25 Desember 2022   21:13 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.prialsayyidja. nguyahanbeach

Sungguh era digital ini membawa angin segar di Jogja beberapa tv lokal akhirnya muncul uga di Jogja.

Sebagaian adalah tv lokal yang benar-benar lokal seperti Tvri Jogja, dan Jogja Tv serta Adi Tv juga RBTV.

Saya memandang inilah tv lokal yang sudah ada sebelum era digitalisasi di luncurkan pemerintah.

Liburan bisa melihat banyak ragam tv lokal setelah jenuh dengan tv nasional, namun ternyata ada juga tv lokal yang ternyata afiliasi atau anak dari tv nasional dan ini jelas bawa khasanah baru di tv lokal khususnya di Jogja yang istimewa. Penambahan jejaring tv lokal semakin nyata seperti TATv (sangaji Tv),  Kresnatv   serta tv 10 tv komunitas sebagai purwarup perubahan dari Solo Tv.

Saya tidak mau ulas anak-anak tv nasional yang berubah "jadi tv lokal' sebuah perbandingan tidak logis terutama kue iklan dan acara yang bagus-bagus dari induknya.

Namun persaingan tv lokal insich dengan brand lokal ternyata terseok juga ketika slot/mux tetap di "beli"oleh tv kepanjang tanganan tv nasional.

Saya berpikir positif saja sebab inilah keadilan slot frekwensi yang dulu sempat jadi polemik daripada waktu Analog masih dijalankan.

Namun bagaimanapun Mux tetap bayar dan itulah mengapa banyak tv lokal yang akhirnya chanelnya dijual kasarnya dibeli oleh konglomerat media.

Bukan di Jogja saja kecendenrungan masyarakat untuk "tv merdeka " masih dipertanyankan .

Sebab banyak tv komunitas yang berguguran karena  walau ada discount 70% bayar Mux tetap berat bagi tv lokal bisnis maupun komunitas.

Kesengajaan untuk praktek sehat dalam industri tv lokal tampaknya mulai dimanfaatkan para pemilik modal besar tv untuk buat atau bahkan caplok tv lokal yang kembang kempis pemasukannya  iklannya.

Baca juga: Gagap dalam Dilema

Jadi ternyata penafikan lokal wisdom dan juga menjaga ranah lokal tidak dipikirikan oleh para pembuat keputusan saat itu.

Apalagi kesempatan untuk bekerja di tv lokal adalah sebuah harapan nyata walau kita tahu belum banyak talenta lokal yang di rekrut tv lokal ini.

Waktu akan tentukan

Bisa jadi kelak setahun kedepan Mux di Jogja akan terbeli oleh tv nasiomal dan ini tidak bisa terhindarkan lagi.

Wajah tv lokal bagaimana nanti yang kita tentukan  dan nasib tv lokal dan komunitas asli daerah akan tergulung juga  itu analisa saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun