" saget bisa mas" belum selesa aku menjawab tukag becak di belakangku nyeletuk buatku kaget juga
" tuku, beli saja sendiri  " semua tertawa
Angkringan Jogja membuat semua tersenyum lebar  rasa itu tidak bisa terbeli dengan sego kucing dan segelas teh panas atau jahe panas, rasa, ngobrol ringan kekinian dan ngudarasa yang di jagad  dunia maya bisa jadi ke UU ITE  agaknya di angkringan bisa jadi itulah solusi kami  di bawah bendera orang kecil.
" ora di undang neng bali po kang?" tanya kusir andong kepada mas Bagong
" undaangane wis  entek je"
semua orang tertawa dengan tingkah lucu mas Bagong inilah yang buat kangen akau di Jogja lama-lama  tempat ziarah guyon pari keno yang langka dan tempat  heling termurah daripada di cafe-cafe yang hedon dan sok koreanisme.
" wing aku di undang lali ra tak nyangi je"
"Walah kowe ngono kokehan brutu"
aku tersenyum dengan canda ini yang tidak pernah ada di kota-kota besar dan bukan stanup komedi yang ada di stasiun TV atau hiburan cafe yang mahal cukup di angkringan jogja saja  buat hangat udara Jogja yang hampir bekukan darahku sore ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H