Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Besok di Jogja Ada Raja Baru

2 November 2022   06:54 Diperbarui: 2 November 2022   07:15 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Besok di Jogja ada raja baru

Lesmana baru tahu bukan saja jalan tol yang akan lingkari Jogja. Setelah banra YIA sudah jadi dan di pergunakan. Jadi ingat cerita baru klinting konon itu asal mula dari terjadinya rawa pening. Serta kuburan dasa muka di lereng gunung ungaran.

Namun mitos gunung merapi yang konon ada ular yang mampu ngeleg ndog jagst sepertinya mendekati nyata. Lesmana tidak habis pikir dengan lancarnya joglosemar kelak jogja akan menjadi ramai atau sepi monggo. 

Namun terpatahkannya mitos nyi roro kidul menjadi nyata ketika JJLS menjadi jawaban "terbukanya kemben"sang nyi roro kidul itu.

"Seribu rupa Jogja dalam misi perubahan ketika mitos ratu pantai selatan dengan ombaknya terpecahkan sekarang wilayah selatan adalah lumbung ekonomi" kata Kresna meyakinkan Lesmana.


"Namun dampak ular raksasa(jalan tol)  yang akan mengintari Jogja akan berdampak signifikan juga lho mas kresna"kata Lesmana menjawab Kresna.
"Oh ya mas dosen" keduanya tertawa.

 Karena meneropong Jogja semoga tidak seperti jalur Pantura yang jadi sunyi sepi setelah jalan tol beroperasi.

"Yakin lah karena gubernur dan raja bisa selesaikan  pertentangan peradaban ala samuel Hutington tidak berlaku diJogja sebagai arus untuk membandingkan, mengolah dan menimba ilmu kita"jawab Kresna semakin arif karena sedikit ilmu filsafat sudah merasuk di pikiran bawah sadarnya.


"Kedepan ciri khas Jogja akan tergerus oleh "kemiripan yang sama" bila pemilik muruah kebudayaan tidak ramah dan abai terhadap anak mudanya"

Proyek-proyek nasional yang mercusuar diakhir jabatan presdin J nampaknya membuat suasana berbeda di Jogja.


Proyek atas nama kemajuan dan modernisasi di tengah nilai-nilai budaya yang mulai kehabisan nafasnya

Memang beda sekarang tengah kota Jogja sedang berbenah.


Beberapa harus berbenah dan pergi tergusur ramainya poyek kekinian.
Ziarah kota yang penuh kenangan ini.

Kresna tahu Jogja sepuluh tahun yang lalu tidak terlalu sumpek dengan banyaknya hotel dan icon kekinian sebab masih selo kala itu.


Canda tawa pedangang mulai hilang tergantikan deru musik dan senyum palsu para pramuniaga ditoko  dan mall yang tidak mau tahu susahnya pedagang dan toko kecil.

Lesmana mangku diningratan dan Kresna hanyakra wati sejatinya tahu betapa jer basuki iki mawa bea bener adanya bila ingin mulia harus bekerja keras.


Sebagai anak muda kekinian Lesmana dan Kresna tahu dan rasakan betapa kemudahan teknologi dan transportasi kelak akan merubah wajah Jogja kekinian kelak.

Sementara nafsu para rahwana dan Cakil menandakan berakhirnya kekuasaan para pandita di tanah Ngayogjakartahadiningrat ini. 

Penuh sak wasangka dan atas nama memetri budaya dan merawat dibalik niat palsu berlandaskan trik materi belaka itulah proyek bisnis budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun