Ketika Jokowi diam seribu bahasa ibarat kiper pemain kesebelasannya yang bertindak dan sang penggugat akhirnya ditangkap dengan kasus yang lain.
gugatan terhadap dugaan ijazah palsu yang digunakannya
Nampaknya kita bisa lihat Kasus tragedi Kanjuruhan yang telah menelan korban hapir 134 jiwa disikapi dengan cepat menkopolhukam Mahfud MD jadi TGIF dan hasilnya banyak tersangka yang sudah ditangkap dan kita khalis yakni terhindar dari sanksi FIFA.Â
Walau begitu loby-loby pemerintah (Jokowi) cespleng karena piala dunia U20 tetap di jalankan di Indonesia.
Sebab sudah tombok untuk renovasi beberapa stadion dengan trilyunan rupiah demi bola dan korbankan BBM rakyat( tega naikin harga dengan alasan kurangi subsidi impor BBM).
Nampaknya Jokowi sedamg jalankam politik bola tampak ketika hadir di mukernas Partai Golkar menyinggung tentang pencapresan yang tergesa.
Bola liar yang masih dingin disambut partai yang disindirnya.
Ibarat pemain yang dikontrak maka Jokowi sebagai kiper dan kapten timnas harusnya legawa ketika sang klub ( rakyat) kelak tidak memilih lagi klub (partai) yang membesarkannya.Â
Sebab popularitas Anies dan Ganjar ternyata "mblerengi" membuat silau sang kapten juga penjaga gawang ini.
Jokowi lupa bila semua ada ujungnya tentang"kesombongan" atas keberhasilan pembangunannya selama dua periode boleh saja namun kasus Ferdy sambo dan Tedy minahasa tampaknya sang kapten tidak becus memanageri diri dan semua pemilik klub tahu (rakyat) sesuk partaine ora usah dipilih maneh.
Sebagaian orang tahu itu bukti nyata tewasnya ratusan penonton  apakah cukup hanya solusi pembenahan stadion?Â
Atau cukupkah para oknum polisi itu di jebloskan karena hanya ikuti perintah komando atasannya?
 Dan bagaimana pertanggungjawaban profesional PSSI serta sponsor dan stasiun tv penayang liga ? Â
Pertanyaan yang semua di limpahkan TGIF kasus Kanjuruhan belum selesai kita tunggu jawaban Jokowi yang sedang jalankan politik Bola dan ini nyata adanya
Politik bola dijalankan dengan rapi dan team solid walau kadang gunakan segala cara untuk menang.
Setiap pelanggaran atau kalah tidak mau dikritik karena yang kritik akan masuk bui atau minimal di suruh cari bukti.
Politik bola kadang tekel dan heading rapih namun juga kasar kalau ada yang halahi proyek strategis nasional akan dilibas dengan kekuatan atas nama pembangunan nasional.
Penonton yang celatu dan menyoraki (beda pendapat) di alam nyata dan apalagi medsos akan di takuti dengan UU ITE.
Wasit sudah dibayar dan tidak bisa fair play maka banyak hakim dan jaksa (agung) yang ditangkap karena ketahuan di sogok dan itu sudah terbukti.
Penjual tiket bisa seenaknya naikiin harga tiket (listrik, gas dan BBM) karena itu wujud untuk kurangi beban subsidi dan sejahterakan rakyat juga.Â
Itulah permainan dan politik bola saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H