Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen untuk Sri

25 September 2022   20:00 Diperbarui: 25 September 2022   20:03 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sri wagi parfum danaca kantormu melenakan bahwa wangi keringat buruh dan juga guru honorer kamu lupakan juga padahal kamu dulu dosen dan kamu tahu betapa sengsaranya ketidak pastian ini dan kamu harus tahu.

"kamu senangnya nulis keluh kesahmu sendiri mas, " kata istriku

"daripada demo di jalanan" sahutnya pendek

"Semua tidak bisa  diam mas, sampai titik dimana semua harus bekerja keras untuk mendapat makan untuk esok pagi atau mulai besok padi kita puasa senin kamis" jawab istriku lirih kepadaku

"Dulu lupa saat turunkan Orde Baru semua berharap ekonomi baik dan sampai presiden ke tujuh ini semua mblenjadi kampanyenya dan lupa rakyat"jawabku singkat

"sok demokratis dan demo untunngnya apa mas?" tanya istriku membuat aku malu karena ijazah sarjanaku sekarang nganggur aku hanya ikut ojek online dan itu terpukul lagi dengan naiknya BBM saat ini sungguh.

"bila ada yang naik akan di turunkan  adalah alamiah" sahutku lagi

"tidak juga mas" jawab singkat istriku

Semua kekalutan bisa jadi tidak sperti fim-film daram politik di bioskop namun semua ini nyata dan tidak bisakah pengausa mengerem lagi syahwat menaikan komoditas umum lainya??

Tanya sri...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun