Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tidak Ada Perang di Asia

5 Agustus 2022   20:26 Diperbarui: 5 Agustus 2022   20:29 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kunjungan Nancy Pelosy ke Taiwan membuat emosi RRT menjadi nyata dengan menembakkan rudalnya untuk menyatakan" kami tidak suka" dengan campur tangan USA terhadap "demokrasi satu china" dimana Taiwan adalah propinsi yang membangkang dari apa yang dianamakan negera komunis terbesar di dunia saat ini.

RRT negeri komunis yang sedang berubah haluan dari sosialisme menjadi kapitalisme dan inilah tantangan dunia baru setelah pandemi corona yang pernah lumpuhkan dunia dan isinya hampir dua tahun dan" perang dingin" sejak di mulainya perang dagang sebelum pecah pandaemi corona dan isu bahwa hegemoni USA dan NATO di  konflik Ukraina dan Rusia  "sebagai sposnsor utama".

Ketidak senanangan RRT seakan nyata sebelum ketua DPR USA ini datang sudah diperingatkan oleh RRT dalam konferensi persnya untuk tidak "campur tangan terhadap masalah dalam negeri RRT.

PAkah peringatan ini diindahkanoleh Nancy pelosy dan dugaan  kemarahan RRT terhadap USA seakan menjadi nyata dengan peluncuran rudal  dan operasi militer atas nama melindungi negeri sendiri.

saya tidak membenarkan dan menyalahkan sebuah ramalan tentang perang dunia ke III tetapi dari beberapa film  yang di hasilkan oleh Holywood seakan menjadi nyata bahwa hegemoni USA dengan tokoh heronya tidak dianggap berarti lagi oleh kawasan asia ( RRT) dan Rusia.

Nampaknya USA bermain api  dengan RRT sengaja mematik apa yang dinamakan" sumbu pendek" dari RRT yang mudah terprovokasi dengan ulah individu atau kebijakan dari negeri barat yang selalu merugikan orang-orang dan negeri timur adanya.

Buat saya ini perang "bratayuda" pungkasan hanya  manusia terpilih dan negeri terpilih kelak bisa hidup di dunia baru bayak negeri yang akan menjadi "abu" dan mereka hancur karena kesombongan keunggulan mereka negeri jajahan akan bangkit dan melawan walau akhirnya  menajdi arang juga.

Peran Indonesia

Sungguh peran Indonesia menjadi penting atas segala upaya penghentian perang di Asia dan eropa timur, kita harus bebas aktif untuk hentikan ketegangan di Taiwan ini semua harus menjadikan kita sebagai baangsa penengah yang adil dan tanpa kepentingan tertentu untuk mendamaikan dan redakan emosi syahwat perang di asia tenggara.

kita harus tahu effek perang Rusia dan Ukraina sudah memukul ekonomi dunia bila perang RRT dan USA atas nama membela Taiwan makan ekonomi dunia akan ambruk dan kita kembali ke Nol lagi setelah tairapnya kehidupan yang lumpuh karen pandemi corona kemarin.

Tampaknya semua pemimpin negeri di dunia ini harus siap dengan" tatanan" baru politik dunia akhir-akhir ini

Saya yakin tidak ada perang lagi di asia timur raya ini karena dampaknya adalah bukan ekonomi saja tetapi juga perubahan hidupp manusia dunia kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun