Klitih atau nglitih bukan sekedar unfkapan teori atau basa-basi sungguh inilah sebuah gejala perubahan sosial yang kearah negatif.
Benar  hari adalah awal tahun pelajaran baru dengan kurukulum baru dan ingat juga sekolah baru.
Sungguh inilah yang harus selalu kita waspadai sebuah gejala bisa ditekan sedini mungkin lewat" instink intel" para guru terutama setelah ospek atau MPLS berakhir.
Khusus siswa SMP dan SMA setelah selesainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)inilah saat anak baru bergaul dengam para "senior".
Pertemuan ini ada nilai positif dan juga bisa jadi kasus klitih dimulai dari para senior yang "ndobos'soal keunggulan dan pernag kalahnya sekolah dengan sekolah lain dibidang tertentu dengan bumbu yang bombastis.
Mereka mendoktrin anak baru dengan sebuah kasus 'perlawanam"dan pembalasan serta unggulnya genk sekolah "kita"atas sekolah lain dengan menujukkan kata" show off "
pernah  "hancurkan geng sekolah lain"Â
Kebanggaan semu inilah yang coba di tradisikan diantara pelajar "yang diam-diam"sudah terpapar klitih ini.
Mencegah lebih baik
Cobalah para orang tua dan guru sadari itu bahwa sekolah atau siswanya bisa jadi terpapar klitihisme dari pergaulan mereka  dilingkungan sekolah.
Perbaiki tata nilai sekolah yang pernah suswanya berurusan dengan puhak berwajib walau jadi korban atau pelaku.
Rubahlah tata pergaulan antar siswa dan perangkat  pendidikan di sekolah-sekopah yang dianggap "rawan" dan mudah terjadi gesekan antar sekolah.
Inilah yang harus bisa jadi lebih kita waspada untuk cegah secara dini
#sayyidj
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H