Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Demi Waktu (19) Buto Cakil Mencari Mangsa

31 Mei 2022   22:46 Diperbarui: 31 Mei 2022   22:55 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demi waktu (19) Buto cakil mencari mangsa 

"Serombongan anak muda sekira belasan umur belasan tahun memacu kencaraannya bukan kesekolah atau les tetapi memacu cepat untuk menemui musuh genkny dan itu terjadi setelah ada tantangan di medsos ketika salah satu genk terkena bacokan luka bahkan meninggal maka geng yang kalah akhirnya melapor kepada polisi penganiayaan atau sebab lain ( disarikan dari berbagai sumber)

Entah saya akan menulis apa  dan bagaimana inikah dari apa yang di perbuat oleh generasi z di kota tercintaku Jogja yang secara nyata membuat kucem dan hitam kota pendidikan ini? 

Perbuatan yang ternyata sudah pernah di simbolkan perang buto cakil melawan Arjuna dalam bambangan cakil yang  tragisnya buto cakil terkena kerisnya sendiri atas ulahnya yang metakil dan tidak patuh pada aturannya yang ada saat ini.

Realita inilah yang terjadi saat ini di Jogja fenomena Klitih yang tidak bisa di kendalikan dan pilihan primitif berkelahi hingga meregang nyawa demi atas nama gensi genk adalah sebuah kebodohan nayata generasi muda kekinian di Jogja, bodoh karena ini adalah secara sadar mereka bertarung demi darah dan taruhanya  nyawa!

Saya terus terang ngeri juga membaca dan melihat kelakuan generasi yang katanya lebih modern dari kami generasi 70an tetapi kelakuan primitif ini ada di Jogja dan real, bertarung demi gengsi dan sadar atas apa yang mereka buat saat ini tanpa meninmbang kesedihan kedua orang tua mereka bila tragedi itu membuat luka dan nyawa melayang.

Saya tidak mau cari solusi tentang klitih ini tetapi minggu-minggu terakhir ini korban klitih dan adu genk ini sudah memakan korban nyawa "seorang pelajar SMP tewas ".. (tribun Jogja) yang tiada artinya bila di banding  gengsi nama genk  fenomena kesurupan buto cakil ternyata benar adanya dan inilah yang tidak mereka sadari dan berlangsung dari generasi ke generasi dari kakak kelas di SMP dan SMA menjadi gengsi pengaruh bbuto cakil ini kepada kakak tingkat dan adik tingkat di  perguruan tinggi ( kuliah) data menunjukkan ternyata didalam genk yang pernah di tangkap pihak kepolisian ada unsur anak SMP, SMA dnn juga Mahasiswa yang ngombbyongi sebuahgenk yang cukup terkenal dan berhasil di gulung pihak berwajib ketika berulah adalah nyata!

Penyusupan buto cakil

Tanpa disadari ternyata wabah corona menjadi sebab semua tergantung keapad barang ajaib HP sehingga dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi makan kelas online dan daring di utamakan, ternyata buto cakil menyusupnya di ranah ini pelan tapi pasti, semula adalah game di dunia maya menjadi tantangan di dunia nyata, ketika kalah bermain olah raga ( futsal, voli atau balapan motor) maka ahirnya mereka meilih jalan buto cakil yakni bertarung demi  menebus rasa kalah terhadap"lawan"d ari kubu Janaka dan aarjuna.

Sementara kita kontaminasi buto cakil akhirnya ada  dalam ranah  lebih luas lagi, beberapa ormas ternyata juga sudah di susupi ideologi buto cakil ini dan bila bertemu akan terjadi bentrok adalah sebah gambaran nyata sekarang dan inilah pengaruh buto cakil menjadi sebuah hal yang harus kita waspadai adanya.

Zaman ini bukan zaman edan lagi  tetapi sudah masuk apa yang generasi muda sekarang adalah mencari kesenangan tanpa bekerja keras dan juga  tanpa perlu menghargai proses dan inilah mengapa buto cakil di gambarkan mati kena kerisnya sendiri keyika lakon bambangan cakil kalah dengan  arjuna dalam perang kembang tanding satu lawan satu inilah gambaran nyata generasi muda sekarang yang lebih baik mati gensi di medsos daripada membantu kedua orang tuanya panen padi dan jualan di rumah.

Ketahanan keluarga

Keluarga menjadi pintu utama dan inilah kunci dari semua ini karena penyusupan ruh buto cakil semakin nyata di generasi anak muda sekarang dan mudah menghakimi serta bisa panas bila "musuh" mereka mengajak bertarung satu sama lainnya. 

Keluarga menajdi faktor penting untuk mengingatkan mengapa anaknya belum pulang walau sudah jam sepuluh malam dan bergaul denga siapa anak kita kita , maka kit harus tahu dan jangan salahkan anak bila yterimbas pengaruh buto cakil ini sebab peran orang tua juga militasi pengaruh nyata bagi anak kita

monggo saya tidak mau buat kesimpulan tetapi keprihatinan saya bisa  saya buat tulisan dan ini adalah sebuah ajuan tentatif bisa diasnggah atau apalah inilah ulasan saya demi waktu belajaralah dengan baik dan benar di sekolah dan pergaulan yang positif adalah untuk hindarkan kita dari pengaruh buto cakil ini

#sayyidj

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun