Karena masih berupa usaha mandiri tanpa subsidi dari pemerintah dan inilah mengapa tingkat pengelolaan sampah di Provinsi ini masih sedikit  yang menekuni dan memanfaatkan sampah sebagai nilai ekonomi buat mereka.
Permasalahan utama kemana dana APBD Pemprop DIY  untuk mengelola sampah ini yang  tujuannya hanya mengangkut dan membuangya ke Piyungan ( biasanya di lakukan lelang beberapa pengelola truk sampah untuk membuangnya dari pemukiman  ke TPST Piyungan) yang milyaran rupiah itu dan lupa mengedukasi masyarakat tingkat bawah tentang persampahan ini.
Mengapa pula pemerintah tidak  atau belum ada pihak ketiga yang bisa mendirikan pabrik dan juga mungkit PLTS  (Pembangkit  listrik tenaga sampah)  sungguh sulit untuk menemukan atau  belum payunya niat baik pemprov DIY untuk ngudari masalah sampah ini kembali ke kita lagi bagaimana niat baik kita untuk mengelola mandiri sampah rumah tangga kita.
Bagaimanapun banyak akademisi dan pakar serta mahasiswa yang pintar dalam ide pengelolaan sampah ini tetapi pakah bisa maksimalkan mereka untuk ikut sambatan mengelola minimal memikirkan solusi terbaik dalam  pengelolaan sampah ini.
Karena lelang  pengangkutan sampah yang milyaran rupiah itu bisa jadi kita gunakan untuk mengelola sampah untuk menghasilakan nilai keekonomian yang banyak bukan sekedar mengumpulkan di Jogja untuk di ekspor ke wilyah lain yang mempunyai pabrik pengelolaan sampah dan produknya kembali Jogja dengan produk lain yang banyak orang Jogja menggunakannya.
Kembali kepengelolaan sampah itu kembali ke diri kita dan keluarga kita juga akhirnya!
#sayyidja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H