"Baru tahu kamu sayangku",kata bapak padaku
Waktu memang nyata lumrah Jakarta bagai lampu rumah yang terangnya bisa mendatangkan laron untuk berkerumun itulah senyatanya aku walau sesak banyak orang merindukannya.
"Selepas jalan tol bapak akan lewat jalur selatan yang indah"kata bapak padaku
"Jalur tol Jakarta solo via semarang" tambah ibu senang.
"Jauh.."jawabku sekenanya, apakah harus hanya melulu silaturahmi lewat medsos, sebab pandemi corona membuatku belajar harus bersyukur nikmat yang Allah swt berikan kepada kami.
"Lupakan dulu nduk medsosmu, coba kamera hp itu untuk abadikan moment kita, "bujuk ibu sambil menata bekal kami di belakang pantry ala kadarnya di mobil kami.
"Kamu sudah pernah ke Jogja waktu itu dik"kata ibu padaku.
"Kapan?"tanyaku penuh penasaran
"Waktu masih diperut ibu dan waktu bayi..lalu semua hanya di Jakarta, karena pandemi itu nduk" terang ibu padaku,.
Pandemi ini aku baru menginjak SMA aku tahu betapa sedih hati bapak dan ibu ketika tidak mudik dan yang paling menyakitkan waktu itu kehilangan eyang kakung karena pandemi covid 19 dan pasrah  dan sudah hampir dua tahun kami tidak bisa bakdo riyoyyo ke Jogja.
Entah tahun ini, karena perjalanan kami baru dimulai lagi menuju suasana fitri yang lebih ceria bukan lewat medsos lagi, bisa bagi-bagi rezeki angpo kepada yang lebih muda dan opor ayam dengan ketupat dari bude yang aku tunggu kelezatannya.