Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peran Indonesia Atasi Aneksasi Rusia atas Ukraina

26 Maret 2022   19:34 Diperbarui: 26 Maret 2022   19:43 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agresi militer Rusia atas  Ukraina sudah berlangsung hampir  tujuh hari tidak ada satupun yang bisa mempertemukan mereka kemeja perundingan yang terakhir adalah gagalnya China untuk mempertemukan masalah kedua negara ini dengan baik dan kepala dingin.

Putin tetap ngotot untuk menganeksasi negeri Ukraina yang dulu juga termasuk dalam negera yang pernah bergabung dengan Uni Soviet yang bubas tahun 1991  ambisi Rusia ini adalah alasan tersembunyi untuk menguatkan kembali kekeuatan Rusia sebelum jatuhnya Uni Soviet .

"jangan jadikan ukraina medan Palestina kedua karena ulah Rusia" karena dampak ekonomi dan politik atas agresi ini terasa di dunia dan juga Indonesia sebab kita sebagai anggota non blok dan ketua g20 harusnya kita bisa membuat terobosan setelah barat dan  PBB mandul dalam mengatasi aneksasi Rusia atas Ukraina ini demi perjuangan ekonomi dan kemanusiaan yang ada selama ini" 

Sasaran dan alasan menggempur Ukraina karena melindungi propinsi dan dabagian Ukraina yang ingin merdeka yakni Donetsk memerdekan diri dari Ukraina ini pasal yang di buat-buat oleh Vlademir Putin yang ternyata lebih memilih Ukraina  untuk agresinya menafikan jalan damai yang di tempuh beberapa negara untuk melepaskan Ukraina dari radar agresinya.

Kmerdekaan adalah hak segala bangsa maka tidak salah lagi Rusia sekarang menjajah Ukraina dengan alasan apapun agresi ini tidak di benarkan dan inilah mengapa para diplomat barat dan timur mencoba menengahi walau sadar kegagalan  akhrinya mereka dapatkan sampai saat ini.

Sanks dan embargo tidak membuat bergembing presiden Putin karena ini dianggapnya adalah masalah" keluarga" Rusia di mana Ukraina di anggap terlalu maju dan mendekat ke Uni Eropa dan Barat serta musuhnya Amerika serikat.

Tak ayal lagi akhirnya Rusia Unjuk gigi untuk menebar pengaruh di eropa barat dan timur pada khusunya dan untuk  SHow Force bahwa kekuatan mantan adi daya Zombie Uni soviyet yang akan di hidupkannya kembali adalah nyata  dengan gaya khas mantan intelejen KGB inilah otak di balik serangan itu sekalian di cap dunia luar tetapi pertunjukan dan aneksisasinya ini tidak bisa di benarkan oleh HAM dan juga Kemanusiaan.

KOrban jiwa telah banyak atertumpah bahkan ratusan mendekati ribuan, kemungkinan genposida adalah nyata, terpampang jelas di media sosial dan inilah perang  yang di live kan oeh para pencari berita secara robotik dan inilah wujud pseduio perang dunia ketiga kelak.

"Para avenger akan turun kebumi dan menyelesaikan dengan tangan robot serta kekuatan militer dan fisik melawan Dr X yang ternyata melempem tidak berdaya karena mempunyai kekuatan yang sama dengan para avenger "

Beda banget karena kesulitan ekonomi melawan pandemi tampaknya negeri barat dan eropa tidak sepenuh hati membantu Ukraina melawan agresi Rusia, bukan hulu ledak nuklir yang mereka takuti tetapi ongkos nyata dan hitungan untung rugi serta keadaan ekonomi negeri barat dan gagalnya para diplomat untuk mencegah dan menghentikan perang di negeri balkan ini.

Pmerintah Indonesia bisa jadi memimpin G20 dan punya nyali untuk mendamaikan semua yang pernah konflik di beberapa negera serta berani mengirim pasukan  perdamaian atas nama PBB tetapi nampaknya sigapnya Retno Marsudi dan kawan-kawan tidak bisa juga mencegah perang ini.

Rusia tetap besar kepala walau disanksi ekonoi, olah raga dan juga perdagangan yang ada " glelengnya tetap besar kepalanya" Rusia tidak mau di meja perundingan yakni tidak mau mengalah atas agrsinya di Ukraina adalah nyata, dan korban kemanusiaan dari rakyat sipil semakin banyak, korbanjiwa dan raga serta harta benda itu juga nyata.

Saatnya Indonesia tampil atas nama kemerdekaan itu hak segala bangsa maka penjajahan diatas bumi ini harus di hapuskan dan kemanusiaan seperti yang di amanatkan UUD 1945 kita lebih baik terlambat daripada tidak untuk menghentikan agresi dan penjajahan ini.

#sayidj2532022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun