Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Apel Ukraina (02) Aku, ayah, Kakak dan Mamaku

5 Maret 2022   12:40 Diperbarui: 6 Maret 2022   12:38 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kita juga akan panen apel besok bulan depan "tambah kakak menyemangatiku.

Aku hanya diam melihat mereka dengan pakaian loreng tentara dan taa ransel serta sepatu boot hitam itu.

"Kamu akan mengerti rin, jaga mama dimanapun"aku hanya mengangguk tanpa tahu apa yang aku ucapkan.

"Maafkan kakak tidak jadi beliin mainan itu, kakak hanya beri ini padamu Rin" ada kantong kertas yang diberikan padaku aku tidak mau tahu karena kemarin malam waktu valentine kakak tidak jadi belikan keinginannya, boneka beruang dan apel merah kesukaanku

Aku tidak suka kegaduhan dan perang ini, aku suka selancar di dunia maya, aku tidak suka perang, hatiku pilu melihat ibu menangis kepergian kedua orang yang kami cintai.

Truck-truck tentara berhenti dan menyuruh bapak dan kakak naik, sayup-sayup kudengar kakak berteriak kepada kami.

'Tetap semangat aku secepatnya kembali" lalu truck hijau itu hilang dari pandangan mata kami.

Semua seperti cepat berlalu beberapa kota d pinggir kota ibukota Kiev sudah dikuasai oleh agresor Rusia, 

Orang tua, ibu-ibu dan anak perempuan diharuskan mengungsi negeri tetangga Polandia dan Rumania.

Kami hanya membawa barang seadanya, jaket tebal dan makanan secukupnya untuk mengungsi serta beberapa uang kami juga hp kesayanganku yang harus aku bawa kemanapun aku pergi.

Semua kenangan itu harus kami lupakan ketika bersama kami orang tua, lanjut usia, ibu-ibu muda serta sebagian orang berkebutuhan khusus pergi  dan banyak perempuan muda serta ibu dengan bayinya juga mengungsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun