"Kita juga akan panen apel besok bulan depan "tambah kakak menyemangatiku.
Aku hanya diam melihat mereka dengan pakaian loreng tentara dan taa ransel serta sepatu boot hitam itu.
"Kamu akan mengerti rin, jaga mama dimanapun"aku hanya mengangguk tanpa tahu apa yang aku ucapkan.
"Maafkan kakak tidak jadi beliin mainan itu, kakak hanya beri ini padamu Rin" ada kantong kertas yang diberikan padaku aku tidak mau tahu karena kemarin malam waktu valentine kakak tidak jadi belikan keinginannya, boneka beruang dan apel merah kesukaanku
Aku tidak suka kegaduhan dan perang ini, aku suka selancar di dunia maya, aku tidak suka perang, hatiku pilu melihat ibu menangis kepergian kedua orang yang kami cintai.
Truck-truck tentara berhenti dan menyuruh bapak dan kakak naik, sayup-sayup kudengar kakak berteriak kepada kami.
'Tetap semangat aku secepatnya kembali" lalu truck hijau itu hilang dari pandangan mata kami.
Semua seperti cepat berlalu beberapa kota d pinggir kota ibukota Kiev sudah dikuasai oleh agresor Rusia,Â
Orang tua, ibu-ibu dan anak perempuan diharuskan mengungsi negeri tetangga Polandia dan Rumania.
Kami hanya membawa barang seadanya, jaket tebal dan makanan secukupnya untuk mengungsi serta beberapa uang kami juga hp kesayanganku yang harus aku bawa kemanapun aku pergi.
Semua kenangan itu harus kami lupakan ketika bersama kami orang tua, lanjut usia, ibu-ibu muda serta sebagian orang berkebutuhan khusus pergi  dan banyak perempuan muda serta ibu dengan bayinya juga mengungsi.