Rindu minyak kelapa
Sungguh realita ini membuat saya terkenang waktu kecil ibu menyuruh saya membeli minyak kelapa gayungan di warung terdekat yang kini semakin langka pembuatnya dan tidak banyak yang menjualnya.
Semua ini karena dilema sistem dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat padahal potensi kelapa di negeri nyiur melambai ini lebih unggul daripada perkebunan kelapa sawit yang konon merusak hutan dan alam.
Inilah yang terkenanya penguasa saat ini walau penghasil kopra di Sulawesi dan Sumatera masih ada tetapi hanya untuk sebagian dibuat untuk minyak medis dan obat (VCO) juga minyak sayur mereka tetap eksis saat ini.
Walau masih berproduksi secara rumahan di pulau Jawa ada yang buat, tetapi syukurlah masih ada yang buat minyak goreng kelapa ini di Jogja sebagian di Kulon progo dan Bantul masih ada.
Saya tidak menafikkan karena ini murni kesalahan pemerintahan saat ini namun tetapi sistemlah yang buat seperti sekarang ini sebaiknya pemerintah sekarang buat regulasi untuk memerdekakan kita dari tingginya harga minyak goreng sawit ini dengan kembali hidupkan sentra UKM pengolahan lengo klentik berbasis bahan kelapa lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H