Sayyid jumianto
Sungguh saya  hanya ingin menulis tentang apa yang ingin saya tahu dan baca karena kebetulan sebuah opini, cerita dan kasus itu belum terpecahkan karena sebuah kendala atau sebuah kasus bisa diungkap cepat dengan ketentuan TKP tidak rusak dan terjaga dari sengaja atau tidak sengaja oleh seorang oknum
.
Biasalah kalau ada peristiwa kejahatan apalagi pembunuhan berjubel orang ingin menonton lupa garis polisi sengaja atau tidak sengaja.
Inilah kita sebenarnya dan ketika TKP rusak sedikit banyak buat pihak kepolisian menemui hambatan inilah yang terjadiÂ
Rusaknya sebuah TKP sudah terbukti menghambat penyelesaian sebuah peristiwa dengan mudah apalagi uu hukum harus minimal punya dua alat bukti untuk menetapkan seseorang jadi tersangka
Dulu sebuah kasus besar meninggalnya Wartawan Muhammad Syafrudin alias udin karena rusaknya barang bukti dan tempat kejadian perkara sehingga sampai sekarang semua alat bukti tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenaran. Tidak terungkap siapa pembunuhmya
Korban tersangka rekayasa seorang oknum polisi yang kebetulan menangani kasus ini (masih tradisional) dan tanpa pendekatan saintifik seperti saat ini.
Saat ini ternyata dilema TKP rusak dan hilangnya bukti lapangan sangat tidak membantu dalam pengungkapan seperti apa yang terjadi di Kasus subang.
Dua alat bukti cukup untuk menentukan tersangka dalam kasus subang ini sampai hari ke 100 belum juga ada titik terang karena salah satunya adalah TKP yang rusak dan ini adalah tantangan sendiri bagi aparat yang berwajib untuk kedepankan iptek dalam pengungkapannya.
Tes DNA, tes ilmiah lainnya karena sang pembunuh mempunyai kepintaran dalam menghilangkan bukti forensik di lapangan.
Sekarang kepandaian aparat diuji dari jejak makanan, minuman dan rokok untuk mencari sisik melik di kasus pembunuhan  Subang.
Makanan atau minuman bisa jadi saksi dan penentu siapa tersangka pembunuhan ini bisa kita uji dari kopi maut Mirna  (sudah dihukum) dan sate maut (kasusnya masih disidangkan di jogja).
Sungguh semoga bisa segera terungkap siapa pembunuh sebenarnya di kasus subang ini lewat ilmu pengetahuan.
....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H