Guru ujung tombak  di kala pandemi riwayatmu kini
Sayyid jumianto
"Bergerak dengan hati pulihkan pendidikan"
Tagline dari hari guru nasional yang setiap tanggal 25 November selalu diperingati oleh guru seluruh republik Indonesia ultah yang kr 76 tahun tetap dirayakan dengan niat lebih baik untuk bergerak tumbuhkan pendidikan yang seakan layu tergerus wabah virus corona
Tagline itu untuk menyemangati kami para guru khususnya GTY, GTT dan guru honor sekolah.
Kami para guru menyadari pandemi ini sangat menyulitkan dalam bekerja karena beban mengajar yang harus tuntas juga beban untuk sadarkan diri, keluarga serta wali murid bahwa pandemi corona belum sepenuhnya reda.
Walau menyulitkan kami dan fakta nyata banyak guru yang gugur dalam tugasnya karena terimbas virus covid 19 ini. Meninggal karena ganasnya virus ini dan semua diterima karena semua takdirNya.
Namun  semangat  untuk memperjuangkan dunia pendidikan ke lebih baik benar tidak terasa beratnya.
Pandemi virus corona tidak surutkan langkah kami untuk mengedepankan dunia pendidikan terutama anak-anak kebutuhan khusus di Jogja khususnya di Kulon Progo.
Guru harus berjibaku untuk bisa menggunakan teknologi informasi kekinian hal ini wajar bila dirunut wabah ini bisa menemukan hikmah dan inilah mengapa guru-guru tetap harus menyesuaikan diri dan adaptasi dengan teknologi kekinian demi terhindar dari wabah ini dan waras waris adanya.
Janji-janji surga pppk dari pemerintah bagi guru non ASN sangat juga mempengaruhi semua guru yang non.ASN,biasa semua rezim baru akan semaksimal untuk sekedar janji untuk nguwongke guru terutama yang gty, gtt maupun non pns lainnya..
Sekali lagi selamat hari guru dan PGRI tetap jadilah ujung tombak pendidikan dan jangan jadi ujung tombok setiap rezim negeri ini
