Sayyid jumianto
Perkembangan teknologi menjadikan sebuah berita, opini, cerita, bahkan sebuah realita bisa basi dalam hitungan detik.
Sebuah blog atau kelak seperti tv analog akhirnya bisa tamat juga, game over.
Semua berpulang dan niat mulia yang dikedepankan tanpa hitung-hitungan bisnis dan faktor ekonomi adalah realita bila tanpa ini berarti sedikit bohong adanya!
Ketika blog keroyokan dua tiga tahun lalu jadi trend maka banyak orang mengejarnya dengan  urunan untuk beli domain, dan buat website secara gotong royong.
Semua orang senang dan takjub atas kemajuan sebuah blog keroyokan dan mau menampung semangat  penulis yang ada di blog para penulis muda, amatiran dan hobby menulis dengan kata lain sambatan.
Waktu demi waktu berjalan banyak pengurus yang mulai lepas tangan alasan karier dan juga alasan lain seperti pembagian rezeki kuie iklan yang tidak fair membuat mereka mundur dari platform ini.
Persoalan idealisme dan perjuangan serta kendala pemodal yang sulit didapat juga bisa hancurkan sebuah blog keroyokan karena media online resmi saja dengan pengiklan banyak ditinggalkan penulisnya karena ego pemilik, sang bos kebesaran kepalanya tidak mau dengar hati penulisnya.
Bisa jadi pembenaran bila yang rajin menulis tanpa diapresiasi secuilpun bisa buat "kampanye"buruk bagi penulis pemula.
Bisa dilihat di beberapa blog keroyokan dan akun-akun penulisan ini bukan masalah klasik karena komitmen blog keroyokan dulu untuk suarakan hati masyarakat karena tidak tertampung di media arus utama syukur-syukur ada solusinya.
Sebaliknya blog keroyokan akan surut dan tumpes bila hanya suarakan penaja /pengiklan  karena menafikkan tujuan utamanya.
Harapan tinggal harapan kembalikan fitrah blog keroyokan lebih utamakan citizen journal istiknya daripada iklan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H