Quo vadis usulan dihapusnya libur natal dan tahun baru
Sayyid jumianto
Sungguh semua harus real adanya ide dan gagasan sekda Jogja Baskoro Ajie sangat relevan.
 Terutama diJogja dan juga republik ini demi menangkal gelombang ketiga pandemi covid 19 ini.
 Berpikir realitis karena semua liburan bisa digeser demi hindari kerumunan dan penularan virus ini terakhir libur maulid nabi tanggal 19 Oktober 2021 kemarin yang digeser jadi tanggal 20 Oktober semua bisa menerima dan juga lapang dada untuk jalankannya.
 Ide dan gagasan untuk"menghapus" punya alasan yang krusial yakni mencegah gelombang ketiga pandemi ini.Â
Khusus di Jogja untuk menangkal merebaknya virus lagi karena faktor alam dan penduduk serta wilayah yang kecil ini tentu terasa sekali waktu dulu gencar dan hitnya pandemi ini lumpuhkan berbagai sektor ekonomi, sosial, budaya dan tentu saja kesehatan.
Bukan takut tetapi PPKM dengan ketentuan level tertentu sungguh bisa melihat seberapa patuh kita menjalankannya walau penyekatan wilayah terutama di titik Nol kilometer sudah di buka skat-skatnya tetapi ingat virus covid 19 ini belumlah mati.
Bukan masalah libur
Sekali lagi tulisan ini sungguh untuk mari kita renungkan buat apa libur dan cuti akhir tahun kalau semua alhirnya hatinya tidak nyaman dan was atas semua ini.
Karena harusnya kita tetap waspada munculnya gelombang ketika virus 19 adalah nyata adanya dan para ahli epidomologi sudah memperingatkannya untuk mencegahnya!