Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perubahan Paradigma tentang Isyu PKI Sedang Berlangsung

29 September 2021   16:43 Diperbarui: 30 September 2021   08:24 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mantan Panglima besar TNI Gatot Nurmantyo mengindikasikan ada "kemungkinan" TNI telah disusupi PKI dengan asumsi bahwa diorama di kostrad telah dipindahkan walau telah disangkal oleh mabes TNI itu hanya fitnah dan asumsi.

 Tampaknya bola liar mantan panglima ini harusnya busa kita respon bahwa isyu PKI dibulan September ini masih bisa "payu" bila ini sekedar ingat mengingatkan baik adanya. 

Pembelajaran berharga bagi kita yang untuk hargai pendapat orang lain bahwa isyu tentang "PKI bangkit" bisa kita kaji secara ilmiah untuk kepentingan apa dan niat apanya.

Hantu PKI

Isyu hantu PKI sepertinya masih laku, sama dengan selaku Film pengkhianatan G 30 S /PKI.

Saya bisa katakan karena belum adanya isyu atau buku kekinian yang ulas tentang malam 30 september 1965 tersebut dan juga belum ada film tandingannya bisa jadi inilah pikiran kita saat ini. 

Karenanya hantu PKI masih laku untuk tujuan motif politik dan kekuasaan sebab kita masih melihat kaca benggala era orde baru yang doktrinnya masih kebawa sampai sekarang.

Analisa

Sekali lagi ubahlah paradigma kekinian kita tentang PKI dengan tetap kita bisa berpegang teguh dengan ideologi Pancasila. 

Peristiwa pemberontakan gagal komunis tetap tidak boleh kita hapus dalam ingatan sebagai bangsa tetapi mempelajari motif dan bagaimana ideologi orang-orang komunis berjalan itulah untuk kita lebih waspada adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun