Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Jenggot Taliban dan Patung di Kostrat

28 September 2021   12:30 Diperbarui: 28 September 2021   12:34 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua pernyataan mantan panglima G di bantah oleh panglima saat ini.

Ironi kekuasan absolut

Sungguh dua gambaran diatas ada hikmah yang bisa kita petik bahwa tidak selamamya penerapan syariah agama tertentu atau kekuasaan tentara tertentu bisa dilakukan secara mutlak tetap ada nilai plus dan minnya. 

Dulu waktu pak Harto menjabat instruksi dan arahannya di yeskan dan tidak berani ada yang membatah itulah pemerintahan yang keras saat itu yang membuat stabil bangsa kita 32 tahun! 

Sisa-sisa kekuasaanya masih ada yang memelihara dan "hantu pki" sama masih dipakai untuk rebut kekuasaan saat ini.

Namun sekeras orde baru tidak larang wanita, anak-anak perempuan untuk sekolah dan bekerja.

 Serepresif Soeharto  tidak larang musik untuk diperdengarkan dan budaya di kembangkan, walau untuk urusan beda pendapat dan politik di nihilkan saat itu.

 Sungguh memang sinyalir pemindahan patung adalah bukti nyata "penyusupan pki di tentara "adalah perlu pembuktian simbol-simbol ini nyata adanya bisa jadi hantu PKI memang ada yang pelihara walaupun kini kita tetap harus waspada terhadap PKI gaya baru juga benar adanya.

Afganistan saat ini

Ironi jenggot, musik dan  larangan sekolah  bagi perempuan inilah realuta sekali lagi "real teroris" yang sungguh menafikan segala kemajuan teknologi kekinian mustahil adanya!

Sungguh mengapa mereka masih pakai mobil bekas tentara Amerika yang menurut mereka "bangsa kafir"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun