Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Antara Jenggot Taliban dan Patung di Kostrat

28 September 2021   12:30 Diperbarui: 28 September 2021   12:34 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antara Jenggot Taliban dan patung di kostrat

Sayyid jumianto

Taliban ingkar janji saat mengadakan jumpa pers waktu pertama kali menang untuk kuasai negeri Afganistan. Pernyataan manis dan umbar omongan yang realitanya bertolak belakang. 

Realita tidak sama dengan omongan ndakiknya untuk lindungi kaum perempuan dalam bersekolah dan kerja tetapi realita atas dasar penegakkan syariah islam mereka melarang anak perempuan bersekolah dan ibu-ibu bekerja diluar rumah. 

Sungguh setelah terbunuhnya musisi senior di negeri ini maka pelarangan musik dilanjutkan dengan larangan motong jenggot dan wajib setiap pria harus berjenggot! 

Keputusan jenggot (sunah nabi jadi wajib) semakin nyata dengan kerasnya penerapan syariah islam disini dan bahkan betapa sunyinya negeri ini. Karena televisi, radio dan media sosisl tidak diperkenankan untuk sekedar setel musik untuk hiburan. 

Bayangkan saja betapa sunyinya warga afganistan bukan karena takut bedil dan penerapan syariah yang ketat tetapi inilah gaya "the real terorisme" kebijakan membisu tulikan warga sepertinya adalah politik garis keras penguasa yang mayoritas orang taliban ini, akan berlanjut pada "membisu tulikan" semua keinginan kebebasan demokrasi dan mematikan hak politik warganya nampaknya "pintu kehancuran" pemerintahan gaya begini cepat rentan dan friksi faksi-faksi penentang akan semakin nyata adanya!

Bukan predeksi tetapi gaya pemerintahan begini sepertinya hanya akan seumur jagung aaja hidupnya kelak. 

Kekerasan dibalas keras juga akan berdampak pada dendam dan tidak ada akhirnya bila tidak dipotong generasi selanjutnya kelak!

September ini ternyata juga ada juga ingatan saya pada represifnya rezim Soeharto pada kehidupan sosial politik dinegeri ini selama 32 tahun nampak dari pemerintahan yes man yang berujung pada pejabat yang asal bapak senang dan juga akhirnya korupsi berjamaah serta hantu PKI yang masih menjadi hantu hidup dan "komunis gaya baru" masih jadi isyu yang sangat manis untuk di goreng sebagai alat politik kuasa kekuasaan sampai kini.

 Sampai pindahan patung di Kostrad seakan disinyalir untuk adanya penyusupan komunis di ketentaraan saat ini kata mantan panglima G saat ini yang masih heboh dilini massa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun